Jumat, 28 Oktober 2011

Menunggu : Sebuah Makna Kegelisahan

Menunggu adalah sebuah bentuk kegiatan pasif, kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang malas. malas dalam pengertian manapun (sepakat? klo tidak sepakat tinggalkan blog ini). mari kita lanjutkan.
menunggu sebenarnya merupakan sebuah kata yang sangat indah (kenapa saya bilang indah?). yah karena kata menunggu ini bila disandingkan dengan kata-kata lainnya bisa bermakna negatif, seperti apa yang telah saya sampaikan di atas. dapat pula menjadi bermakna sangat indah, seperti halnya ketika disandingkan dengan kata "kekasih" menjadi menunggu kekasih (indah bukan?).

Menunggu ini sebenarnya sebuah kata dimana, pola-pola simbolisasinya merupakan simbolisasi ambigu. karena terjadi dua disposisi yang sangat menarik begitupun mengherankan. bayangkan apabila penggunaan ini diberikan pada pola kalimat "menunggu datangnya duit" nah kan jadi jelek maknanya. coba sandingkan dengan " menunggu  waktu gajihan" nah jadi bagus kan??hehehe....

Coba kita ulas kembali tentang bagaimana banyak orang mengatakan menunggu merupakan kegiatan yang membosankan, menjenuhkan, dan sangat negatif. hal negatif ini dapat dirubah menjadi hal positif apabila kita melirik alternatif-alternatif lain dalam pola kata per kata yang akan kita ungkapkan maupun kita pikirkan. hanya saja, kita sebagai manusia memang terkadang dalam proses reaktif mendengar ataupun membaca perlu pemahaman lebih jauh, untuk menimbang makna kata per kata. kita memproses atau memaknai kata per kata tersbeut dengan sebuah pemaknaan yang sudah ada di masyarakat umum, atau yang sudah terbiasa kita dengar dari orang tua sejak masa kecil.

Penulis, malah kembali berpikir. sebenernya pola-pola kalimat yang disusun dari tiap kata per kata mempunyai sejuta bahkan semilyar makna. karena memang coba kita pikirkan kembali kata per kata yang akan kita sampaikan kepada orang lain. coba lihat ekspresi muka, lihat latar belakangnya. setiap kata itu sangat indah, punya dua sisi pemaknaan. seperti halnya ada hitam, ada putih. ada baik, ada jahat dll. sehingga makna dari kata menunggu ini menjadi bias, dan menjadi sebuah makna gelisah sebenarnya. tanpa kita sadari, kita telah memplotnya menjadi sebuah bagian-bagian penyampaian identitas kita, identitas dimana hal tersebut menunjukan siapa kita, bagaimana kita berbuat, dan seperti apa kita di masa lalu.

Pembendaharaan kata ini pula, yang menjadi sebuah latar bagi penulis untuk mengeluarkan statment tentang kata menunggu memiliki pemaknaan konsep kegelisahaan. karena memang, semunya berpangkal dari bagaimana kita melihat, berpikir dan menilai akan suatu hal. oleh karena itu, 
selamat menunggu dengan kesan yang positif, sehingga kita lupa akan hal-hal negatif yang ada dalam makna sebenarnya, biarkan kita terbawa oleh pola pikir imajinatif kita, sehingga kita menemukan sebuah keunikan dari konsep kegelisahan itu sendiri.

Bandung, 28 Oktober 2011

Kamis, 27 Oktober 2011

Pemikiran Dangkal Tentang Filsafat Ilmu Informasi dan Perpustakaan

              Saracevic dalam Pendit (2003) menyatakan bahwa perdebatan tentang definisi ilmu perpustakaan dan informasi seringkali terpaku pada perdebatan tentang penggunaan istilah-istilah yang terkandung dalam sebuah definisi. Kecenderungan seperti apa yang dikemukakan di atas juga terjadi di Indonesia. Pada hal, sebaiknya perdebatan tidak hanya terfokus kepada istilah tetapi hendaknya dapat menjawab berbagai masalah yang dihadapi oleh ilmu perpustakaan dan informasi berkenaan dengan perubahan yang terjadi.
            Menurut catatan sejarah bahwa Ilmu Perpustakaan jauh lebih tua usianya dibanding dengan ilmu informasi. Ilmu perpustakaan telah dimulai lebih dari 130 tahun yang lalu ketika Columbia University membuka pendidikan pustakawan pada tahun 1876. Ketika itu istilah yang digunakan bervariasi pada masing-masing universitas yang mengelolanya yaitu Librarianship (Kepustakawanan), Library Studies (Studi Perpustakaan) dan Library Science (Ilmu Perpustakaan). Istilah Information Science (Ilmu Informasi) baru muncul sekitar tahun 1959 yang pertama sekali dikemukakan oleh University of Pennsylvania (AS) ketika membuka program studi ilmu informasi (information science). Objek Ilmu Perpustakaan lebih menekankan kepada pengelolaan dokumen, sedangkan ilmu informasi lebih menekankan pada informasi yang terdapat dalam dokumen.
            Filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Pengertian lain dari filsafat adalah teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan.
            1. Epistemologi
            menyangkut dasar-dasar dan batas-batas ilmu pengetahuan. Hal ini mencakup argumen yang kuat untuk menyatakan sesuatu sebagai ilmu pengetahuan atau bukan dan mengemukakan batas-batas yang jelas dari ruang lingkup suatu pengetahuan.
            H. Curtis Wright (1977) berpendapat bahwa informasi merupakan subyek dari ilmu filsafat, mengingat dasar non-materil dan non-fisiknya. Joseph Z. Nitecki (1993) memuji Wright untuk dalil bahwa kepustakawanan berpusat pada pikiran manusia yang direkam dalam dokumen atau media lainnya yang selanjutnya menjadi bahan perpustakaan (library materials) dengan asumsi bahwa filsafat dapat tergantung baik pada urutan, susunan dan bentuk, atau pada substansi dan muatannya (content).
            Dari pendapat di atas dapat disimak bahwa akar ilmu perpustakaan adalah berpusat pada pikiran manusia yang berupa pengetahuan, gagasan, kreasi dan sebagainya yang direkam dalam berbagai media, termasuk yang bersifat tacit maupun non tacit. Media yang merekannya disebut dokumen dan selanjutnya akan menjadi bahan perpustakaan (library material), setelah perpustakaan melakukan kegiatan akuisisi dan diorganisasikan, disimpan dan dilayankan.
            2. Ontologi
menyangkut sifat dari obyek dan subyek yang dikaji dalam bidang ilmu. Dalam bidang ilmu perpustakaan hal yang dikaji terkait dengan :
(a) Perpustakaan sebagai suatu institusi, mencakup organisasi perpustakaan, perkembangannya, peranannya dalam masyarakat, serta sumbangan perpustakaan pada sejarah manusia.
(b) Organisasi koleksi perpustakaan termasuk cara mengolah, menyimpan serta temu kembali sebaik, secepat dan semurah mungkin.
(c)  Pengawetan buku dan bahan pustaka lainnya.
(d) Penyebaran informasi serta jasa perpustakaan lainnya untuk kepentingan umum.
(e) hal-hal lain yang terkait dengan perpustakaan serta jasa perpustakaan (hal ini lah yang menjadi konsen sebuah perkembangan paradigma ilmu perpustakaan hingga sekarang ini.).
            Apakah yang dikaji oleh ilmu Perpustakaan?. Jawaban yang paling gampang dan tepat untuk pertanyaan itu adalah, informasi merupakan kajian mendasar dari ilmu perpustakaan. Perpustakaan sebagai salah satu institusi yang bertugas mengumpulkan, mengolah, mengelola, melayankan dan/atau mendiseminasikan berbagai jenis sumber daya informasi yang mencakup berbagai subyek yang tidak dapat dibatasi dengan bidang dan kajian tertentu. Herold (2001) menyatakan bahwa informasi kelihatannya adalah ubiquitous, diaphanous, a-categorical, discrete, a-dimensional, dan knowing.
  1. 1.      ubiquitous,
       Informasi terdapat dimana-mana, mudah menyebar dengan bantuan teknologi dan adakalanya sulit terjangkau oleh pemikiran manusia.
    2.      diaphanous
        Berhubung dengan keberadaannya, salah satu daya yang terdapat dalam informasi adalah membuat suatu pengaruh, sekalipun informasi adalah sesuatu yang bebas atau yang tidak terikat.
    3.       a-categorical,
         Informasi terbentuk tanpa definisi awal ke dalam struktur dan susunan yang pasti dan tegas urutan-urutan atau pengelompokannya dalam berbagai cara yang istimewa.
    4.      discrete,
        Informasi dapat mengikuti urutan bilangan bulat aritmatika, Kuantitas informasi dapat dihitung secara terpisah, Selain ukuran kuantitas, makna informasi dapat memainkan peran diantara pikiran dan persoalan, baik berupa interaksi antara pikiran-pikiran yang terpisah dan berasosiasi dengan
          media fisik.
    5.       a-dimensional,
         Bentuk informasi ada kalanya dimensional (terukur) maupun a-dimensional (tak terukur). Dimensional (terukur); Misalnya dalam kajian bibliometrika dapat diukur seberapa banyak suatu artikel atau jurnal ilmiah disitir oleh penulis atau peneliti tertentu
    6.      dan knowing.
          Studi informasi telah sejak lama saling berkaitan dengan proses belajar dan ilmu pengetahuan.


         3. Metodologi
Menyangkut bagaimana melakukan penelitian dalam bidang ilmu tersebut, sehingga dapat menjalankan sebuah alur penelitian, pendekatan penelitian juga memunculkan sebuah design penelitian. selain itu juga kerangka pemikiran para peneliti bisa terarahkan, dan menghasilkan sebuah padanan penemuan penelitian untuk mengembangkan ke-ilmu-an ini. metodologi dalam ilmu informasi dan perpustakaan, sepengetahuan saya banyak mengambil dari ilmu-ilmu sosial, humaniora, dan matematis. sehingga semua komponen dalam pendekatan-pendekatan tersebut dapat dipakai, dikarenakan landasan ilmu ini adalah multidisipliner.
      

Sumber : Pendit, Putu Laxma. 2009. Bahan Ajar Studium Generale, Apa Yang Selama Ini Dikaji Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Disampaikan dalam Studium Generale di Hotel horison Bandung Tanggal 25 Juli 2009.

Rabu, 26 Oktober 2011

KALIMAT-KALIMAT USANG, DI PAGI HARI

semua yang ada biarkanlah ada..
semua yang hilang biarkanlah hilang..
waktu itu cepat..
lepaskan semuanya..
sehingga semuanya terlewati dengan indah..
masalah hanya sebatas masalah
solusi hanya sebatas solusi
intinya adalah hadapi dengan membusungkan dada.
hidup itu bukan untuk dipikirkan..
hidup itu untuk dijalankan..
tuliskan dengan kata, segala yang kau capai.
tuliskan dengan tulus segala yang kau inginkan.
semuanya pasti tercapai..
hanya sedikit perlu di bumbui dengan waktu.
berikan sesuatu yang indah kepada dunia.
karena, dunia telah memberikan banyak hal yang indah untuk dirimu.
buka matamu, buka telingamu, buka pikiran mu.
agar segalanya lebih indah dan bermakna.
seraya tersenyum menikmati semuanya..
semua hal penuh hikmah dan makna..
sangat di luar perkiraan..
ulurkan sedikit waktu, untuk memberikan sedikit kesempatan bergerak.
bergerak menuju dimana kita siap untuk menjemput.
resapi seluruh makna alam..
sehingga alam akan segera membantumu..
membantumu untuk memberikan hal yang indah untuk dunia.

Bandung, 02.25 Pagi saat rintik hujan turun

Senin, 24 Oktober 2011

Fungsi Perpustakaan di Pulau Kapuk.

Selintas fungsi perpustakaan yang terdapat dalam falsafah kepustakawan, seperti yang dijelaskan oleh Wiji Suwarno terdapat lima fungsi yaitu pendidikan, informasi, penelitian, rekreasi, dan preservasi (Suwarno, 2007: 46). Kelima fungsi tersebut merupakan paduan, dimana ketika kelima fungsi tersebut saling berkesinambungan satu sama lain. Satu per satu fungsi tersebut berjalan ketika fungsi-fungsi tersebut memiliki sebuah “pengguna” dari fungsi tersebut. Hanya saja, mari kita lihat beberapa kasus belakangan ini masih banyak yang menamakan dirinya sebagai “perpustakaan” masih saja belum memenuhi ke-lima fungsi tersebut. Titik tolak dari berjalannya kelima fungsi tersebut adalah dari “perpustakaan”  yang mulai menjalankan ke-lima fungsi tersebut, hanya saja di indonesia ini mungkin karena pola-pola budaya membaca masih minim, yah memang karena kita dari awal merupakan penganut budaya lisan, sehingga fungsi-fungsi perpustakaan berlandaskan falsafah kepustakawan yang diungkapkan oleh Wiji Suwarno di atas menjadi tergantikan oleh media pertelevisian, malah bahkan sekarang media globalisasi (internet) yang mendominan atas fungsi-fungsi tersebut.
            Kesan perpustakaan yang berbasis Hi-Tech kini telah digaung-gaungkan di indonesia, mari kita kembali bertanya apakah konsep tersebut sudah cocok digunakan atau malah dilaksanakan di beberapa organisasi yang disebut “perpustakaan” di negara kita ini? Konsep teknologi yang di agung-agung kan tersebut, masih kalah dari pertelevisian. Coba kita lihat budaya “urusan perut lebih penting” masih sangat fasih bangsa kita anut. Hanya saja segelintir orang mungkin tidak seperti itu, tapi apakah dengan segelintir orang tersebut menjadi berperan untuk mengingatkan yang lainnya untuk melirik perpustakaan. Sudahlah jangan dulu memandang teknologi, karena teknologi hanya sebagai alat bantu. Nah yang menjalankannya siapa? Perpustakaan? Bukan, perpustakan hanyalah sebuah organism yang mati, organism itu hidup ketika didalamnya terdapat sebuah aktifitas, dan yang menjalankan aktifitas tersebut adalah manusia, atau dalam istilah orang-orang perpustakaan memanggilnya pustakawan.
            Mari kita tengok terhadap UU No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan, disana tercantum dari mulai kebijakan, jenis, sumber daya, bentuk pengolaan, dan fungsi perpustakaan. Nah, mari kita tinjau kembali apakah dengan adanya program PerpuSeru yang diluncurkan oleh Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) pada hari senin 17 Oktober 2011 di jakarta. Program ini merupakan program pengembangan perpustakaan yang difokuskan pada penyediaan akses perangkat teknologi, pelatihan pengurus, serta advokasi bagi 40 perpustakaan umum di tingkat KABUPATEN di seluruh Indonesia.  Saya menyangkan kenapa tingkat kabupaten? Kenapa tidak tingkat masyarakat secara individu. Coba tengok perpustakaan setingkat kabupaten mau menengok tidak kebawah, mungkin hanya sekedar formalitas saja menurut saya. Coba lihat pahlawan perpustakaan di salah satu daerah di darangdan, desa gununghejo, kab.purwakarta, prov jawa barat. Selain itu lihat juga :
Kenapa tidak beliau-beliau saja yang diberikan bantuan...?
            Apalagi didukung dengan pernyataan Kepala Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri Tarmizi A. Karim mengatakan, perpustakaan memiliki peranan yang penting dan strategis sebagai sumber informasi, sekaligus pemberi inspirasi bagi masyarakat dalam upaya mengembangkan dirinya.
            Semoga perpustakaan setingkat kabupaten lebih melirik-lirik masyarakat yang memang mau “membaca” tetapi sangat tidak punya akses kepada “informasi” tersebut. Hal inilah yang menjadi Pekerjaan Rumah para pustakwan di indonesia. Selain itu, kembali saya mengutip pendapat Kepala Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri Tarmizi A, “Masyarakat, khususnya generasi muda, tidak boleh melupakan pentingnya keberadaan perpustakaan. Program PerpuSeru merupakan langkah awal yang patut kita hargai, dimana inisiatif ini turut mendukung pemerataan teknologi, sekaligus memperkecil jarak ketertinggalan di tengah masyarakat. Upaya ini sejalan dengan pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional, yang salah satunya di bidang Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan. Untuk itu, Kementerian Dalam Negeri siap membantu dan memfasilitasi kelanjutan program ini, termasuk pengembangan model yang sama bagi pemerintah daerah lainnya," kata Karim dalam peluncuran PerpuSeru.
            Semoga kedepannya fungsi-fungsi ini berjalan, apalagi dengan adanya konsep HI-Technology  yang di usung oleh program CSR dari the Global Libraries Initiative at the Bill & Melinda Gates foundation. Dan menjadi sebuah cambukan bagi pemerintah indonesia, untuk melihat kembali Undang-Undang yang telah pemerintah buat. 



Sumber Inspirasi :

Suwarno, Wiji. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan : Sebuah Pendekatan Praktis. Yogyakarta:Ar-Ruzz.
Inggried Dwi Wedhaswary.2011.Diluncurkan, Program "PerpuSeru"!. Kompas Avaliable At :  http://edukasi.kompas.com/read/2011/10/18/09315041/Diluncurkan.Program.PerpuSeru.

Kamis, 06 Oktober 2011

Anda tahu saya tidak tahu, dan apakah kita mau berkembang?

Tulisan ini muncul dari sebuah obrolan antara seorang mahasiswa perpustakaan bersama pustakawan dan seorang ahli IT ( mungkin bisa kita bilang profesional ). juga dari hasil melihat kredibilitas mahasiswa perpustakaan di sebuah kota saat ini.
Bagaimana sebenarnya seorang bekerja?pada landasan mana?
Semua orang bekerja dengan lahan yang sudah ada, dan sudah ditetapkan dalam kontrak, dan apabila kerjaannya tidak selalu beres berarti dia tidak membereskan pekerjaan dan dia memakan gaji buta. Apakah di dunia profesionalisme itu seorang manusia TIDAK HARUS BERKEMBANG? Saya pikir itu perlu, dinamika dunia ini berjalan dan terus berjalan, samapi waktu pun berjalan. Lha, sekarang kita lihat TEKNOLOGI pun berkembang begitu pun sebuah perpustakaan, baik itu di bawah sebuah lembaga maupun di luar lembaga. Kenapa? Yah karena semua hal itu tumbuh dan berkembang, seperti halnya kita manusia. Setiap orang itu perlu ada orang lain, sebuah team work tepatnya ( kaitan pada hal organisasi).
Saya semakin rancu dengan dunia ke profesinalitasan, masih adakah sebuah profesional yang idealis? Masih adakah sebuah profesional yang mau berkembang?
Kiita bekerja apakah itu untuk UANG?mungkin uang tersebut menjamin soal hidup kita, tapi sekarang kita pikir ulang kembali, apakah lebih penting UANG atau ILMU?
UANG adalah sebuah benda yang memiliki nilai jual, sedangkan..
ILMU adalah sebuah hal yang tidak memiliki nilai jual….
Mungkin persepsi diatas yang dapat membeli segala hal, termasuk harga diri!!
Apakah di INDONESIA masih ada orang yang menghargai perpustakaan, padahal disitu banyak sekali ILMU yang bisa menghasilkan UANG, lha toh??
Apakah perpustakaan tidak boleh berjejaring, apakah perpustakaan tidak boleh eksis?
Ini zaman edan bung, kalo di INDONESIA ini zaman reformasi, dan kalo di AMERIKA ini zaman liberalisme.
Ternyata memang benar, profesionalitas itu berhubungan dengan karakter. Bukan karena UANG, kenapa? Karena coba tengok makna profesional
Seorang profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gajisebagai upah atas jasanya. Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan seusai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Meskipun begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut “profesional” dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah. Sebagai contoh, dalam dunia olahraga terdapat olahragawan profesional yang merupakan kebalikan dari olahragawan amatir yang bukan berpartisipasi dalam sebuah turnamen/kompetisi demi uang.
Yah, sekarang kita pikirkan bersama dan kita renungkan.
Apa yang anda cari?
Apa tujuan anda?
Semuanya terserah anda, dan keputusan di tangan anda, siapkah anda berkembang atau siapkah anda terpuruk!!

Senin, 04 Juli 2011

Serdadu Kumbang : Serdadu Bermimpi

Hari ini adalah hari teramat nyaman dan menyenangkan, karena baru hari ini saya banyak diberikan sebuah pengalaman yang mungkin bagi mahasiswa semester akhir sangat sedikit sekali yang diberikan peluang seperti ini, yaitu peluang wawancara kerja. Dengan kejadian tersebut saya menjadi lebih bersemangat dan bergairah, karena dengan beberapa pengalaman sebelumnya saya masih dipandang mempunyai kualifikasi yang meyakinkan. Selain itu juga, di malam harinya saya menikmati film di bioskop yang bertema anak-anak yang memiliki impian, yaitu serdadu kumbang.
Serdadu kumbang merupakan film yang dibuat oleh ari sihasale dan nia zulkarnaen, sebelumnya mereka juga sudah mengangkat film-film yang serupa seperti denias, dan juga beberapa film yang bertemakan sama. Dalam film ini terkandung unsur-unsur motivasi bagi anak-anak, juga kaya akan kritik kepada pendidikan juga pemerintahan. Kritik kepada pendidikan seperti misalkan ketika ibu guru di depan kelas sedang mengawas ulangan harian malah bermain-main dengan handphone, bahkan si ibu guru memamerkan ...maaf (celana dalamnya) yang diikuti oleh ame dkk melihat hal tersebut. Kritik kepada metode pengajaran yaitu dengan melakukan kekekrasan untuk mendidik anak kecil, juga ada scene yang menjelaskan tentang unsur-unsur kebohongan oleh para pelaku pendidikan. Kritik kepada pemerintahan, sangat dipertegas oleh kata-kata “apa kabar indonesia sekarang me?”. Dan ame pun menjawab dengan lantang bahwa bangsa kita sedang ini, terjadi hal itu di sana.  Beberapa scene juga menampilkan suasana belajar-mengajar, yang menjelaskan kepada penonton bahwa belajar tidak hanya di ruangan kelas saja, tetapi di semua tempat kita bisa belajar, malahan bisa belajar lebih “efektif” daripada di ruangan kelas.
Dan yang sangat mengena dalam film ini adalah pemeranan dari putu wijaya sebagai papin (kakek/ulama) dengan memberikan wejangan-wejangan yang sangat mengena ke hati. Satu kalimat yang putu wijaya katakan adalah “saya tidak ingin cucu-cucu saya cerdas akal, tetapi tidak cerdas hati ”. film yang sangat memberikan gairah dunia perfilman tanah air yang semakin menampilkan film-film “hantu seronok” atau dalam industri film seperti horor-horor berbau mesum itu disebut “softcore”. Apakan hal tersebut menjadikan indonesia kembali mundur bukan maju?
Dengan film serdadu kumbang ini, sangat cocok ditonton oleh putra-putri bangsa yang sedang liburan. Kaya akan makna, motivasi serta kata-kata mutiara yang memberikan contoh agar para penerus bangsa tidak bermental bobrok. Dan yang jelas bisa memberikan sebuah rasa serta warna baru di industri perfilman indonesia.

Bandung Sore Hari, 01 Juli 2011

Selasa, 29 Maret 2011

kerjaan pustakawan, yg di evaluasi oleh BUKAN pustakawan

sore ini saya menerima laporan evaluasi, yg sudah di evaluasi oleh tim evaluasi project pengolahan perpustakaan hukum di suatu universitas. sedikit dilihat, ternyata lumayan banyak coretan tinta merah yg mereka torehkan di laporan evaluasi tersebut. sekalian cape, saya pun mengkajinya.

ternyata coretan merah tersebut banyak bertebaran di field subjek dan keyword, setahu saya dalam ilmu perpustakaan ada sebuah konsep penomoran klasifikasi yang melihat tajuk subjek dulu sebelumnya, dan tentu saja biasanya digunakan rujukan sebuah tajuk subjek dari perpusnas ( toh, lembaga tertinggi dan yang membuat aturan baku tentang hal begini yah lembaga ini ). dan untuk keyword, biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dari si penelusur, dan kebetulan di perpustakaan hukum ini tidak mempunyai sebuah perangkat penelusur, tetapi mereka hanya mempunyai sebuah sistem yang mungkin hanya di pakai oleh staf saja ( jd yg menelusur adalah stafnya sendiri ).

dari awal, coretan tinta merah ini sudah ada di lembar evaluasi yg pertama, dan sebenarnya jadi masalah hal tersebut. lalu, dilakukan lah proses lobi untuk menemukan solusi praktisnya seperti apa ( karena kebetulan mereka belum mempunyai SOP dalam bidang ini ). solusinya adalah membuatkan sebuah mind-mapper dalam kajian ilmu hukum. dan tata cara penggunaannya adalah :
1. ketika kita melihat subjek di akar yang keempat, maka akar yg ketiga lah yang digunakan untuk subjek.
2. ketika kita melihat subjek di akar keempat, maka akar ketiga jugalah yang menjadi keyword.

tetapi, setelah melihat hasil evaluasi, kok banyak hal-hal yang sudah tercantum di akar ke-3 yang dijadikan subjek, tapi masih sajah tetep salah. dan kesalahan di keyword pun, karena keyword tidak sesuai dengan substansi judul ( padahal banyak buku yang judulnya apa, isinya juga apa, walaupun idealny sebuah judul menggambarkan isi ). dan kalaupun melihat peraturan kita mengikuti peraturan kok, mengisi akar k-3 pada field subjek dan keyword. dan ada juga, yg disalahkan dan diganti dengan yg tidak ada di mind-mapper tersebut.

yang pengen saya tanyakan, apakah benar ini kaidah dalam sebuah metode evaluasi? bukankah sebuah evaluasi itu bakalan berjalan apabila ada standart baku (tertulis) dan itu objektif (tertulis)? dan kenapa ketika subjek itu salah, no.klasifikasi pun tidak ikut salah?
dan yang saya sesali, yang mengevaluasi saya bukan PUSTAKAWAN...

yah, mungkin ini sedikit curhatan dari sisa tenaga hari ini, dan saya mungkin hanya bawahan.
tepat di tanggal 29 maret 2011

Rabu, 16 Maret 2011

RDA ( Resources Description Access ) dan Perpustakaan di Indonesia

Dunia perpustakaan kini telah berkembang, seperti halnya zaman ini yang mulai berkembang. memasuki sebuah hal yang dinamakan "serba mudah". serba mudah itu sendiri telah sedikit diterapkan dalam konsep mendapatkan informasi, dengan didukung oleh UU Keterbukaan Informasi. selain itu, "serba mudah" itu sendiri sering dikaitkan dengan penggunaan teknologi, untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang menghasilkan hal "serba mudah". Dengan seiringnya kata "serba mudah" tersebut munculah sebuah konsep perpustakaan yang berbasis teknologi, dikarenakan untuk mendukung hal yang "serba mudah" tersebut.

Seiring dengan berkembangnya negara indonesia, berkembang juga dunia ke-perpustaka-an kita. perkembangan tersebut adalah dengan mewujudkan sebuah fenomena pergeseran paradigma, dari perpustakaan konvensional kepada perpustakaan kontemporer. perpustakaan yang dikatakan kontemporer adalah sebuah perpustakaan yang mengikuti perkembangan zaman, baik dari segi kegiatan teknis maupun segi kegiatan strategis. hal tersebut juga, didukung dengan tujuan dari mendirikan sebuah perpustakaan yaitu memeberikan kepuasan kepada pengguna, yah kepuasan "serba mudah" tersebut.
dengan perkembangan perpustakaan terhadap teknologi tersebut, sedikit demi sedikit hal -hal yang berbau konvensional ditinggalkan oleh perpustakaan. seprti, dimulainya mengotomatisasikan kegiatan-kegiatan teknis perpustakaan, megotomatiskan kegaitan-kegiatan prosedural perpustakaan, lalu hingga membuat standarisasi peng-kataloga-an yang dibuat berdasarakna konsep teknologi ini, yang lebih dikenal sekarang adalah RDA ( Resource Description Access ). konsep ini muncul, dikarenakan latar belakang katalog-katalog kartu itu sudah harus diganti dengan katalog-katalog digital.

RDA sendiri dirancang untuk sebuah produk online ( katalog online ) yang digunakan dalam lingkungan web, yang bercirikan :

  1. Disesuaikan dengan Functional Requirements for Bibliographic Records (FRBR) dari IFLA dan model data baru yang relevan.
  2. Petunjuk untuk pencatatan data akan disajikan terpisah dari petunjuk untuk tampilan data, supaya terjadi fleksibilitas yang lebih besar untuk cantuman yang digunakan di pelbagai lingkungan online.
  3. Tata letak dan format lebih ramah terhadap pengguna (user-friendly), dengan petunjuk yang ditulis dalam bahasa Inggris yang sederhana (maksudnya: tanpa terminologi yang hanya dimengerti oleh kalangan pustakawan), sehingga peraturan ini dapat dengan mudah dipakai di luar dunia perpustakaan.

Terlihat dari 3 poin diatas pengguna semakin dimanjakan, untuk melihat katolg-katalog perpustakaan online ( tidak hanya katalog online-shop saja yang memanjakan pengguna). tapi sayang, masih banyak pro kontra dalam konsep ini, dari mulai harga mahal sampai kita pun sebagai pustakawan dituntut untuk mengerti konsep dari digitalisasi dulu.
tetapi, yah tergantung kita juga kan mau memakai konsep ini atau enggak. sekarang pertanyaan yang muncul, apakah pengguna di indonesia se-hyperaktif inikah dalam penelusuran informasi, toh terkadang ada saja mereka (pengguna) yang tidak melihat katalog dan langsung saja bertanya pada pustakawan tentang buku. yah, sebenarnya konsep RDA ini adalah konsep yang dianut perpustakaan digital.

sedangkan di indonesia, perpustakaan lebih banyak menggunakan konsep perpustakaan hybrid ( pendit, putu laxman, 2008: 238h). yah, sekarang pertanyaan muncul, konsep RDA ini sudah mendukung untuk peprustakaan hybrid belum? sudah mendukung untuk penggunaan di indonesia belum, sebenarnya RDA ini hanya pengetahuan, yang sekarang sedang booming, dan mungkin di indonesia ada sekitar kurang lebih 20-30 tahun mendatang. karena konsep perpustakaan ter-automasi saja baru banyak dilaksanakan sekarang, sedangkan di luar sana, sudah dari 15 tahun kemarin..

yang menjadi, pro kontra disini bukan per-masalah-an RDA tapi permasalahan pembenahan perpustakaan itu sendiri, apakah perpustakaan sudah "terbenahi" belum? bukan nya menyalahi, masih banyak kepala perpustakaan bukan dari lulusan ilmu perpustakaan malah dari anggota partai politik, masih ada pustakawan yang g gaul, masih banyak pustakawan yang pake nalurinya dalam menjalankan perpustakaan, dan masih banyak pula pustakawan yang belum mengenal metadata ( apalagi pustakawan di perpusda)..yah selamat bertanya..??

karena di luar sana perpustakaan sudah tampak"keren", beda dengan kita disini ^_^
Bandung, sambil menyusun kerangka pemikiran..

Jumat, 04 Maret 2011

Bekerja keras, dan imajinasi melambung bersama asap rokok

Membuka mata adalah aktivitas awal ketika kita bangun dari tidur lelap di malam hari, selanjutnya menenggak air putih 1 botol ( walah.. ) lalu ke kamar mandi untuk  menyeka muka supaya lebih gantengan dikit. duduk bersimpuh adalah aktivitas sebelum ku nikmati buaian imajinasi yang hadir di pagi ini, meratapi semuanya kehidupan yang ceria, sendu dan bergetar 1 minggu kemarin. berimajinasi bersama kopi dan rokok adalah aktivitas yang begitu mengasikan, menyusun rencana untuk berjalan esok hari dan selanjutnya seraya menggambarkan apa yang sudah saya lakukan kemarin.

Oke dengan mulainya tulisan ini saya akan menggambarkan secara detail apa arti

mengejar kelulusan, bersenandung indah tentang cinta, mengejar kedamaian, berbicara tentang masa depan, dan diakhiri dengan bermimpi indah.

kalimat-kalimat itu yang akan menjadi sebuah quote awal dari dimulainya semester akhir ini, yah memang sangat terlihat ketika di tulis, dan sangat nikmat ketika memahami arti kata-perkatanya. hidup ini indah, hidup ini sulit, tetapi kita harus menghadapinya dengan senyuman kenikmatan karena kita sudah pernah hidup dan merasakannya. kehidupan semster akhir ini, adalah kehidupan yang penuh dengan mimpi untuk masa depan yang gemilang, tapi kadang mahasiswa semster akhir kelupaan dengan quote pertamanya yaitu mengejar kelulusan.

buaian asap rokok mulai membumbung, dan suruputt,,kenikmatan meminum kopi di pagi ini menggambarkan kejadian kemarin, dan mendeskripsikan asumsi untuk kedepannya. kita hanya bisa berharap menjalani apa yang telah kita harapkan, karena harapan itu adalah doa agar ALLAH SWT memberikan yang terbaik buat kita. mari dengan buaian asap rokok, dan kenikmatan meminum kopi, kita nikmati apa yang ada di depan, dan kita jadikan pelajaran apa yang ada di belakang.

Pagi Bandung, di kala umat Hindu merayakan Nyepi

Jumat, 25 Februari 2011

Naik Motor, sampai kota "BANDUNG"

Bandung memang kota yang indah, walaupun banyak berita mengabarkan bandung sekarang sudah sumpek. tapi bagi saya bandung tetap indah, seindah menikmati pemandangan alam pegunungan. Bandung kota kembang, memang pas sekali slogan tersebut. dari mulai Kembang desa sampai kembang pengalaman saya dapatkan di kota ini, dan sebegitu saya terpana dengan kota Bandung sampai saya kerap kali merasa kangen ketika meninggalkan kota ini.

judul tulisan ini menggambarkan sebuah proses saya menuju kota bandung, memulai semuanya demi masa depan saya. walaupun saya mengawali datang ke kota bandung tidak menggunakan motor, tapi pengalaman itu berasa setelah saya selalu menggunakan motor untuk hilir-mudik dari purwakarta menuju bandung. di perjalanan tersebutlah saya mendapatkan sebuah pengalaman dan kejadian-kejadian yang begitu berkesan.
Bandung memang kota bermakna, saya mendapatkan ilmu disini, saya mendapakan kejadian menarik disini, sampai pujaan hati pun saya dapatkan disini. entah, kenapa makna dari Bandung selalu mengingatkan saya kepada tujuan saya keluar dari sebuah desa menuju hingar bingar kota metropolitan. keluar hanya untuk mencari sesosok pengalaman, yang sangat berharga. pengalaman yah, memang pengalaman bagaimana kita menyikapinya.

seperti banyak orang memiliki persepsi masing-masing, dan saya pun menyikapi pengalaman itu adalah tempat saya belajar untuk menjadi pribadi yang anggun, baik, dan bijaksana. pengalaman adalah sosok guru yang paling berharga, memang saya rasakan seperti itu. butiran debu kini memenuhi kota Bandung, seperti halnya debu itu menghinggapi pengalaman saya berdiam diri di kota Bandung.

saat ini saya sedang menapaki jalan menuju kesempurnaan, kesempurnaan itu adalah bekala menuju kehidupan yang nyata yaitu menjadi seorang sarjana. menjadi seorang sarjana kadang memberikan sebuah kebanggaan sendiri bagi individu-individu yang merasakan nikmatnya bangku kuliah, tetapi terkadang juga ada yang memaki dan tidak mau melepaskan status mahasiswa. tetapi bagi saya, sebuah kesarjanaan adalah sebuah hal yang patut disyukuri dan patut di banggakan kepada orang tua.

Dengan memperoleh gelar kesarjanaan, kita semua mungkin telah sedikit diakui di mata masyarakat, telah menjadi dewasa, telah menjadi seorang pribadi yang matang, sehingga memiliki nilai tersendiri di mata masyarakat. yah, dan kota Bandung ini yang menjadi saksi bisu, menjadi sebuah monumental yang akan tetap hidup dan melihat proses saya mendapatkan seluruh pengalaman hidup.

Bandung, ketika seluruh mata terpejam.

Rabu, 23 Februari 2011

Dinamic Librarian

librarian atau pustakawan adalah profesi dimana seseorang mengelola sebuah lembaga yang dinamakan perpustakaan, profesi ini berkaitan dengan berbagai macam ilmu pengetahuan. sebagaimana yang di jelaskan di berbagai macam tulisan, maupun dijelaskan secara visual melalu berbagai macam film. perpustakaan adalah tempat di mana berkumpulnya berbagai macam ilmu pengetahuan. seorang librarian atau pustakawan bertugas untuk mencari, menyimpan, mengelola dan menyebarkan ilmu pengetahuan tersebut dengan berbagai macam cara maupun pola.

terinspirasi oleh poin tersebut, maka tulisan ini pun muncul. dimana konsep dinamic librarian berasal dari dua kata yaitu, dinamis dan librarian. dinamis itu sendiri bersifat ninamik/ bergerak maju, sedangkan librarian adalah seorang yang berprofesi untuk mengelola gudang dari ilmu pengetahuan (perpustakaan). dinamic librarian adalah seorang yang mengelola ilmu pengetahuan, dan berpola pikir maju (ninamik).
konsep tersebut yang seharusnya dimiliki oleh banyak pustakawan saat ini, terkait dengan berkembangnya zaman, yang berpengaruh kepada banyak aspek. sehingga untuk memberikan sebuah pengelolaan yang berkualitas, profesi ini perlu berkembang, mengikuti; berpola pikir maju dan berimprovisasi agar perpustakaan itupun bergerak maju.
terkait dengan bidang teknologi maupun inovasi, perpustakaan memerlukan sebuah inovasi untuk memperjelas paradigma konsep perpustakaan yang bergeser, dari sebuah perpustakaan yang bersifat konvensional, dan sekarang perpustakaan yang bersifat kontemporer. pustakawan yang merupakan profesi, dan sangat menjunjung tinggi sebuah keprofesionalitasan dimana hal tersebut tidak terkait dengan hal-hal yang statis. konsep kontemporer itu sendiri merupakan konsep yang bergerak maju, memberikan sebuah kemajuan yang dapat mekasimalkan kualitas dari perpustakaan itu sendiri, memberantas buta huruf, memberikan ilmu-ilmu literasi, agar masyarakat (manusia)dapat lebih berperan untuk bertujuan kepada hidup yang lebih maju dan berkembang.

faktor knowledge inilah yang memberikan sebuah kenaikan martabat bagi masyarakat (manusia), selain itu, faktor ini pula yang memberikan sebuh problem solving bagi permasalahan-permasalahn yang muncul di era sekarang. kecerdasan dari sebuah knowledge perlu di tingkatkan, untuk memotivasi masyarakat agar lebih berkembang. dengan konsep pola pikir dinamic librarian ini pula, profesi librarian akan lebih diakui, khususnya di indonesia yang mungkin notabenenya, perpustakaan masih dipandang dengan paradigma perpustakaan zaman dahulu kala.

pola dinamic librarian ini menuntut para pustakawan menguasai apa yang disebut kompetensi di bidang library 2.0, berkekspresi seperti halnya membuat sebuah produk itu berkembang, berinovasi memberikan sebuah kulitas pelayanan, bereksperimen untuk membuat design interior yang memberikan rasa nyaman, dan berpikir untuk melakukan aktifitas sharing knowledge.

Bandung, dikala perpindahan suhu

Senin, 07 Februari 2011

Diantara kicauan burung, dan mendungnya langit.

Pagi ini saya membuka mata dengan perasaan sama ketika saya menupu mata tadi malam, entah gundah apa yang menyelimuti hatiku. awan di luar sana masih menunjukan kemuraman nya, karena hujan tadi malam memberikan hawa dingin di kala pagi ini. pagi dimana sang mentari ingin segera menampakan wajahnya, untuk segera tersenyum kepada dunia. kepala saya kini di isi oleh hal-hal yang tidak mampu di ungkapkan oleh saya sendiri, tidak mampu di jabarkan sehingga membuat kepala ini terasa berat.

dituliskan apa yang sedang kita pikirkan, nah untuk menuliskanya saja saya tidak sanggup. apa yang perlu saya tuliskan? tidak mengerti saya akan semua ini, kenapa saya selalu mengalami kontradiksi ini. kontradiksi dimana semua hal itu sangatlah, buram. dan saking buramnya sampai tidak terlihat kilatan-kilatan cahaya lilin yang saya nyalakan di tengah-tengah warna abu tersebut.

gelap gulita yang saat ini terasakan, semoga menjadi sebuah awal dari kecerahan akan pikiran saya yang sekarang sedang gelap. sebenarnya saya pun tidak mengetahui ini hitam atau abu-abu, dan tidak mungkin ini putih. raga ini cukup lellah untuk memikirkan hal tersebut, hal yang mungkin tidak begitu penting. sehingga semuanya menjadi muak serasa hampir muntah. mencoba dan sedikit mencoba memberikan segelintir rasa semangat, semangat yang akan membuat warna putih itu tumbuh.

akan selalu ku coba untuk menggapainya, selalu mencoba belajar dengan cepat dari pengalaman. mencoba untuk mencari hikmah yang ada di balik ini semua, hingga nanti semuanya tidak dapat di pelajari lagi. menumbuhkan berkas-berkas segar yang terasa menyejukan di hati, hingga menghancurkan semua kegalauan saat ini. cuaca hari ini sangatlah sejuk dan segar, coba resapi dan hirup kesegarannya sehingga semuanya akan mengikuti kesegaran tersebut.

manusia tidak akan pernah tahu, apa yang aka terjadi esok hari. tidak akan pernah menyangka bagaimana, apa, dan kenapa kejadian esok itu ada. manusia hanya bisa mengambil sebuah hikmah akan kejadian tersebut, mengambil sebuah pelajaran hidup akan kejadian tersebut. memberikan sesuatu yang terbaik buat kehiduapn dirinya, sehingga mencapai kata tolakan makna akan semua hal yang akan kita raih. batu loncatan untuk kehidupan yang lebih baik.

bunga itu segar, tetapi lebih segar lagi dengan disiram air segar.
Bandung, di pagi hari sehabis hujan. 

Minggu, 06 Februari 2011

Studi Action Research mengenai pengaplikasian Senayan Library Management System sebagai Teknologi Pengelolaan Koleksi di Perpustakaan

RANCANG BANGUN SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN
( Studi Action Research mengenai pengaplikasian Senayan Library Management System sebagai Teknologi Pengelolaan Koleksi di Perpustakaan )

judul itu yang kini terngiang-ngiang di benak saya.
coba kita sedikit menguraikan aspek2 yang ada, dalam judul tersebut. judul ini terdiri dari dua rangkaian kata yaitu sistem otomasi dan pengelolaan koleksi. sistem otomasi perpustakaan sendiri atau lebih tepatnya otomatisasi perpustakaan adalah seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan di perpustakaan yang terutamakan bercirikan penggunann pangkalan data ukuran besar, dan kandungan cantuman tekstual yang dominan, dan dengan fasilitas utama dalam hal menyimpan, menemukan, dan menyajikan informasi ( Pendit, 2008;222 ). sedangkan pengelolaan koleksi itu terkait dengan bagaimana kegiatan perpustakaan yang berhubungan dengan koleksi perpustakaan itu sendiri, ketika dikaitkan dengan prinsip dasar dari otomasi perpustakaan yang berkaitan dengan menyimpan, menemukan, dan menjikan. pengelolaan koleksi perpustakaan dapat diartikan dengan kegiatan mengolah, sirkulasi, dan temu balik koleksi yang dimiliki perpustakaan. tetapi, pada hakikatnya pengelolaan koleksi atau manajemen koleksi dengan mengadaptasi dari pendapat suslistiyo basuki terdapat lima fase utama, antara lain : pengadaan, pengolahan,pendistribusian, penyimpanan dan perawatan.
dalam pengaplikasian sistem otomasi yang di kaitkan dengan teknologi yang dipakai untuk mengelola koleksi, terdapat hanya 3 bagian yang terpakai dalam cakupan pengelolaan koleksi yaitu pengolahan, pendistribusian, penyimpanan.
otomasi/ otomatisasi pengolahan, yaitu dimana kita sebagai pustakawan mengentri data bibliographis dan data item untuk di masukan ke dalam sebuah database. otomasi/otomatisasi pendistribusian, yaitu dimana kita kita mempublikasikan hasil dari pengolahan koleksi. yang lebih dikenal dengan katalog, tetapi dengan otomasi ini kita lebih mengenalnya dengan Online Public Acsess Catalogue. dalam distribusi ini juga pustakawan dengan otomatis melakukan kegiatan sirkulasi, karena konteksnya distribusi berarti menyebarkan, secara tidak langsung juga melayani. otomasi/ otomatisasi penyimpanan, secara tidak langsung dalam pengolahan data yang sudah di input disimpan dalam database.
oleh karena itu, konsep pengaplikasian ini ketika di kaitkan dengan konsep pengelolaan koleksi. tidak seluruh aspek pengelolaan koleksi tertarik dalam sistem otomasi ini, diakarenakan dalam konsep otomasi itu sendiri fasilitas utamanya adalah dalam hal menyimpan, menemukan, dan menyajikan informasi. tetapi, sistem otomasi ini akan mempermudah pustakawan dalam mengelola koleksi dalam aspek pemenuhan kebutuhan pengguna.

Sabtu, 05 Februari 2011

Tulisan Kosong, sebuah mahakarya dalam persepsi.

Kabut di pagi hari telah memberikan saya segudang ilmu, sehingga secara acak kembali memecah pemikiran saya. sebuah kebenaran yang terluang dan tidak akan pernah terulang, terbuang begitu percuma, batasan takdir tidak akan terlihat, sehingga dapat menembus makna dari sebuah pembelajaran. saya sangat bingung dikala sedang menulis tulisan ini, tulisan yang tidak tahu akan kemana menceritakan isinya. sebuah sayatan panjang yang menodai kulit saya ini menjadi kan sebuah noda panjang dalam kehidupan ini, noda itu pun sedikit memberikan semangat untuk melanjutkan hidup, dan mengarahkan kapal kehidupan ini untuk sampai kepada pantai yang tidak ada karangnya.
sebuah pola, yah...ini hanya sebuah pola yang mungkin sangat abstrak dan sangat tidak nyata sehingga semuanya hanya dapat dituliskan tanpa maksud menyampaikan isinya. semakin saya telusuri ke dalam, semakin saya banyak bertanya, apa ini? apa itu? semuanya tersingkap begitu spontan, reaktif dan sangat cepat. sehingga memberikan efek kejutan yang sangat dahsyat. boleh di bendung atau ditertawakan, itu hanya sebuah tatanan kehidupan yang ebrakar entah samapi ke dalam ini bumi atau hanya dalam lapisan endogen kulit bumi ini.
sebuah kejayaan tidak akan pernah ada habisnya, sehingga keluhan-keluahan akan hidup ini dengan otomatis bermunculan. saya tidak yakin apa yang sdang saya miliki, saya pun  tidak yakin apa yang sedang saya jalankan. hanya saja semuanya sudah ter pola dengan indah sehingga saya hanya dapat terpana oleh pola tersebut, pola yang sudah membuai saya hingga mengikutinya, tanpa tahu makna yang terkandung di dalamnya.
guratan-guratan tersebut memberikan sebuah efek halusinasi yang sungguh kental, ketika sebuah kegagalan memuncak dan memang kegagalan itu adalah sebuah pola yang memang penuh makna, kaya akna sebuah arti konsep dari pengertian itu sendiri, sehingga semuanya tampak nyata dan sarkastik seraya menyindir hati ini. hal tersebut tidak akan mudah datang dan tidak akan mudah juga pergi, sudah ter plot , yah sudah ter plot dengan indahnya manakala kita sedang tertidur dengan lelapnya.

nyata senyata-nyatanya, melihat dengan kedua belah mata
dan hidup seraya indah dan bermakna

Bandung, siang hari yang mendung

Senin, 31 Januari 2011

TULISAN USANG, DI PAGI HARI

semua yang ada biarkanlah ada..
semua yang hilang biarkanlah hilang..
waktu itu cepat..
lepaskan semuanya..
sehingga semuanya terlewati dengan indah..
masalah hanya sebatas masalah
solusi hanya sebatas solusi
intinya adalah hadapi dengan membusungkan dada.
hidup itu bukan untuk dipikirkan..
hidup itu untuk dijalankan..
tuliskan dengan kata, segala yang kau capai.
tuliskan dengan tulus segala yang kau inginkan.
semuanya pasti tercapai..
hanya sedikit perlu di bumbui dengan waktu.
berikan sesuatu yang indah kepada dunia.
karena, dunia telah memberikan banyak hal yang indah untuk dirimu.
buka matamu, buka telingamu, buka pikiran mu.
agar segalanya lebih indah dan bermakna.
seraya tersenyum menikmati semuanya..
semua hal penuh hikmah dan makna..
sangat di luar perkiraan..
ulurkan sedikit waktu, untuk memberikan sedikit kesempatan bergerak.
bergerak menuju dimana kita siap untuk menjemput.
resapi seluruh makna alam..
sehingga alam akan segera membantumu..
membantumu untuk memberikan hal yang indah untuk dunia.

Bandung, dikala pagi yang dingin

Minggu, 30 Januari 2011

indah dilihat, tapi 'muntah' ketika di baca.

tulisan ini berawal dari sebuah pembacaan makna dalam sebuah tulisan singkat 'tradisi lama'.
Kehidupan yang sungguh sangat mengenal tanda tanya dan tanda seru, bergejolak seperti didihan air 100 derajat celcius. semuanya tampak bergejolak, sehingga memberikan kebutaan bagi telur dadar yang direbus. begitulah, ungkapan pikiran seorang manusia yang terbelenggu akan pembelajaran hidup. Dunia ini sudah brutal dan di penuhi dengan kesesataan, tergantung bagaimana manusia memilih jalan.
pengalaman adalah buah dimana konsep mulai di uji coba oleh manusia, konsep yang kebetulan manusia dapatkan dari pembelajaran sehingga memberikan sebuah dikotomis anarkis dalam hidup ini. pembicaraan budaya, dan transaksi sosial tidak akan pernah berhenti samapi ke batas akhir kehidupan, yaitu kematian.
sungguh singkat, dan sangat nyata sehingga kita tidak dapat melihatnya dua atau tiga kali.
pengetahuan yang memberikan kita akan kebutaan proses merasakan sebuah proses mendapatkan pengetahuan. sehingga memberikan dorongan ego yang sangat tinggi untuk mencerminkan bagaimana sebuah kedigjayaan tahta itu berkuasa. kembali, ke dalam sebuah historical kebudayaan yang amat singkat sehingga menimbulkan kecemburuan sosial bagi manusia-manusia berpengetahuan.
pengetahuan membuat kita sedikit terangkat, tetapi sedikit menimbulkan kseombongan tersendiri. sampai kita lupa, dari mana kita berasal dan darimana awal proses kita sampai mendapatkan hasil. hasil yang membuat kita sombong. dunia ini tidak hanya cukup dengan pandangan unsur pengetahuan, masih banyak rahasia-rahasia lain di luar jangkauan pengetahuan itu. yah cukup saja saya menilai kita masih BUTA. masih perlu banyak BELAJAR dari banyak hal.
manusia tetap saja manusia, memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, jangan di samakan dengan binatang, apalagi malaikat. dunia ini sempurna, tapi isi dari dunia ini tidak ada yang sempurna. jang terlalu khawatir, dan jangan terlalu optimis. sebuah penantian panjang pasti ada ujungnya ( tidak sama dengan konsep menunggu godot. red )manusia itu dipilih dan memilih, bagaimana konsep yang sudah ada dalam benaknya.

keluhkan dan bicarakan rasa mu, dunia ini adalah bagian dari sebuah rasa irasional dam konsep pikiran-pikiran dalam pengetahuan.

cobalah sedikit bertanya, siapa diri kita sebenarnya?
(Bandung, kamar dingin menusuk hati)

Sabtu, 15 Januari 2011

Keluguan Mimpi dan Cita-Cita

Kalian tau apa itu mimpi?
Analisis mimpi yang digunakan oleh Freud dari pemahamannya bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar. Pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktifitas emosi lain, hingga aktifitas emosi yang sama sekali tidak disadari
Kalian tau apa itu cita-cita?
cita-cita itu mirip dengan analisis mimpi, tidak jauh berbeda hanya berbeda ibu dan ayah
(lho!!)

yah semua orang berhak mempunyainya, atau malahan semua orang wajib memilikinya yah? bermimpilah seluas mungkin dan bercita-citalah setinggi langit, hal unik dari dasar tulisan ini adalah dari obrolah 3 orang anak kecil dan satu orang dewasa yang sedang galau. sungguh sangat lucu melihatnya, melihat mereka yang mungkin arti kata 'kencing' pun belum tahu.  mereka satu-satu menceritakan kesenangan dan pengalamannya di bangku sekolah dasar, satu-satu mulai yang dari paling besar ke yang paling kecil.

yang satu suka baca buku ( bercita-cita jadi guru, dan langsung anteng setelah dikasih buku encyclopedia indonesia ) yang satu lagi suka musik ( sampe2 ngtraining temen-temenya di SD dgn upah 1 orang 1000 ), yang satu lagi pinter baca al-quran ( ampe bercita-cita jadi khotib )...

sungguh sangat heran mendengarkan celotehan anak sekecil mereka, tetapi celotehan itu kadang bisa menggugah hati dan pikiran kita. membukakan gerbang pikiran kita yang telah diracuni oleh politik dunia, dan telah terbuai dengan kenikmatan-kenikmatan yang belum tentu kita syukuri keberadaannya. membuat kita tersadar akan semuanya, keluguan seorang anak kecil yang masih memiliki mimpi semurni susu dan selembut bulu angsa ( tentunya tanpa embel-embel pragmatisme ).

ketika mendengar kata cita-cita, masih ingatkah kita tentang ungkapan " kejarlah cita-citamu sampai ke negeri cina ". apakah ini ada hubungannya, untuk mencapai hasil dari 'cita-cita' itu membutuhkan proses yang memang membutuhkan kerja keras, seperti yang di ungkapkan tersebut kerjalah ibarat berlari, negeri cina adlah sebuah negeri yang jauh sekali dari indonesia. tetapi secara unik banyak orang cina yang mencapai mimpi-mimpinya, malahan melebihi apa yang mereka mimpikan.

hal-hal kecil tersebut yang seharusnya memberikan dorongan, dan rasa keterbukaan kita akan mimpi dan cita-cita. bandingkan, dengan seorang anak kecil yang masih lugu dan kita yang telah di nodai dengan proses hingga ke tahap yang sekarang ini. saya semakin bertanya, apakah mimpi dan cita-cita yang kita punyai masih memiliki makna 'keluguan' tersebutkah atau sudah diracuni oleh segelumit permasalahan yang ada.. dengan hal tersebut saya mencoba merenungi apa yang sudah terjadi, dan apa yang akan terjadi dengan mimpi dan cita-cita saya.

tulisan ini pun adalah bagian dari sebuah sekenario mimpi dan cita-cita ( mungkin sudah tidak lugu ). kebeningan dan ketulusan itu kini susah untuk dicari, dan semakin kita membuat ketulusan dan kebeningan, semakin banyak orang menginginkannya dan dengan 'tega' merongrong saling membunuh satu sama lain untuk mendapatkannya. itulah keluguan yang telah hilang dari sebuah cita-cita dan mimpi kita selama ini.
jadikanlah mimpi dan cita-cita mu selugu hati para anak kecil yang masih menunggu akan semuanya. seraya nantinya akan diburu juga oleh pemburu-pemburu rasa lugu dan mungkin kemurnian dari cita-cita dan mimpi itu akan hancur dengan seiringnya waktu,
Purwakarta, dalam kamar yang gerah. 

Jumat, 14 Januari 2011

Sebuah Tujuan

 tujuan dalam hidup banyak manusia tentunya adalah sebuah kebahagiaan, tapi terkadang manusia sangatlah egois untuk mencapai proses kebahagian itu. sungguh sangat disayangkan, ketika semua hal yang kita ungkapkan sebagai keinginan dan pada akhirnya menjadi sebuah 'senjata makan tuan'.
seperti ketika banyak orang yang menginginkan liburan, dan pada akhirnya mengakibatkan sebuah kerugian financial maupun fisik ( sakit ). padahal itu berawal dari tujuannya yaitu 'liburan'. tujuan yah hanya sekedar tujuan, tetapi proses untuk mencapai tujuan tersebut yang membuat kita semua menjadi sebuah pribadi yang kuat ( tanpa obat kuat tentunya ).
cerita-cerita dari dulu kala membuat kita terkesan, tetapi memang kita tidak bisa menjelma menjadi cerita tersebut. kita menulis cerita kita sendiri sebagai bahan pembelajaran bagi orang lain, dan mudah-mudahan tidak di tiru. karena setiap manusia menulis sejarahnya sendiri, tidak seperti seorang penulis biografi yang menuliskan kisah tokoh-tokoh terkenal. padahal kisah kita tidak jauh berbeda dari kisah tokoh-tokoh terkenal tersebut. yang membedakan hanyalah perjalan hidup mereka sedikit dibumbui oleh 'keberuntungan'.
kita bukan mereka, dan selalu bersyukur apa yang telah kita punya. manusia bukanlah makhluk yang sempurna, sehingga kita pun punya keterbatasan. strength and weakness, tinggal kita mengelolanya dan menjadikan sebuah ciri khas bagi kita sebagai individu.
tujuan yah tinggal tujuan, kita tuliskan tujuan tersebut pada selembar kertas dan seraya berharap tujuan itu bisa membuat kita bahagia. harapan yah tinggal harapan, tinggal kita gantungkan harapan itu setinggi langit, sehingga mencapai langit ketujuh seraya berharap tuhan akan membalasnya.
purwakarta, dalam kamar yang sedikitnya hangat.

Minggu, 09 Januari 2011

Lingkaran Hidup.

hari minggu, adalah hari yang sangat sibuk untuk melakukan aktivitas yang namanya berlibur. dalam kamar 3x4 aku merenung, merenung tentang lingkaran hidup, berfilosofi hingga ke akar. kusediakan secangkir capuccino panas, dan sebungkus rokok, untuk menemaniku menerawang ke alam lain. alam lain yang sangat fana, sehingga banyak orang yang tidak tahu keberadaan alam itu. sebuah hasrat terpendam muncul satu persatu.

Pertama
pola pikir, yah pola pikir manusia itu beragam. sangat beragam sehingga terkadang kita tertiu dengan kepalsuan yang ada di sikapnya. sebuah karakter yang terbentuk sedari kecil. dimana ketika kita kecil, kita diberikan pendidikan yang begitu terstrukturnya oleh orang tua kita ( enggak mungkin kan didikan orang tua itu muncul dengan sendirinya? ). dari kegiatan tersebutlah muncul sosok kita yang sekarang, kenapa tidak berubah? yah, karena ada ungkapan " kelakuan kita dahulu adalah cerminan kita masa sekarang". ungkapan yang sungguh sangat bias, karena pola pikir kita terbentuk karena lingkungan dan tingkat intelektual kita. nah, itu yang membedakan pola pikir dan karakter. hal yang sama hasil didikan orang tua kita adalah karakter, sehingga karakter itulah yang tidak dapat di rubah.
tetapi, karakter dan pola pikir berjalan beriringan sehingga menjadikan kita sosok-sosok seperti yang sekarang. semuanya sudah di pola dan disesuaikan dengan kebutuhan kita, seperti halnya " ALLAH SWT tidak memberikan apa yang kita inginkan, tetapi memberikan apa yang kita butuhkan ". kata-kata yang berubah menjadi prinsip marketing ( need, want and demands ).


Kedua
kejutan kehidupan, yah kejutan kehidupan adalah teater of record yang telah Allah SWT rencanakan sedari dulu. tetapi kita sebagai kalifah, memiliki hak untuk merubah nasib kita. seperti halnya, seorang aktris yang memerlukan improvisasi peran. improvisasi inilah yang saya sebut kejutan kehidupan, kejutan-kejutan yang tinggal menunggu bagaimana kita menyikapinya.

Dua hal tersebut yang memberikan saya dorongan, serta semangat untuk terus menjalani lingkaran hidup ini. dan kedua hal tersebut yang memberikan sebuah warna eksotik nan elegan, bagi kertas hidup saya.

waktu ini berjalan, dan lingkaran itu bulat.
jalani waktumu dengan semagat, sehingga memberikan tekad yang bulat.

Kamis, 06 Januari 2011

Masih berlakukah "Keistimewaan Pustakawan"

Keistimewaan seorang pustakawan antara lain :
  1. Adanya perhatian pemerintah yang memberikan peluang dan kesempatan lebih banyak untuk mengembangkan karir dan peningkatan kinerja para pustakawan dengan dikeluarkan keputusan Menpan No, 33/1998 tentang jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya. 
  2. Profesionalisme pustakawan dalam pelaksanaan kegiatan perpustakaan berdasarkan pada keahlian dan rasa tanggungjawab. Keahlian merupakan dasar dalam menelurkan hasil kerja yang tidak sembarang orang dapat menghasilkannya. 
  3. Pustakawan merupakan seorang manajer informasi 
  4. Mempunyai banyak teman baik dari kalangan mahasiswa, dosen, karyawan, maupun masyarakat luas 
  5. Bisa menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan karena banyak informasi atau bahan pustaka diperpustakaan 
  6. Dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi 
  7. Pustakawan merupakan pekerjaan yang mulia 
  8. Dapat ikut serta dalam pengentasan kebodohan dan mencerdaskan generasi bangsa 
  9. Bisa menanamkan disiplin, sabar dan percaya diri dalam melakukan pekerjaan kepustakawan 
  10. Dapat ikut serta membantu pemerintah dalam menumbuhkan minat dan kemampuan membaca masyarakat 
Oleh Bambang Hermanto

terlintas di benak saya, point-point keistimewaan di atas sangatlah ideal sekali. karena begitu spesialnya sampai-sampai ketika kita membacanya selintas, terbakar kembali semangat untuk berjuang di dunia kepustakaan ini. melihat konsep yang begitu wah, dan sangat fantastis ( karena saya melihat ke atas ), saya kembali coba bercermin dan melihat memBUMI apakah point-point tersebut sangatlah nyata? mungkin di beberapa perpustakaan point-point tersebut nyata dan sangat realistas, tetapi ketika kita menghubungkannya dengan kenyataan UU No.43 tahun 2007, soal aspek-aspek perpustakaan dan kepustakawanan sungguh sangat mengherankan. berbeda dengan apa yang di harapkan selama ini, ngomongin soal keistimewaan ini apakah sama dengan keistimewaan seorang fropesi dokter? memang sangatlah berbeda, tetapi secara esensi kedua-duanya adalah jenis profesi( jadi yah sama ajah ).

obrolan berlanjut ke point profesionalitas-an, profesionalitas mungkin tidak melihat aspek-aspek lain kecuali melihat terhadap standart job desk dan prosedural pengerjaan dari job desk tersebut ( sungguh kaku, dan baku ) tetapi hasrat profesionalitas ini, menurut saya masih bias dalam dunia profesi kepustakawanan itu sendiri. kenapa? masih banyak para pustakawan ( dan yang mengaku pustakawan ) belum menjalankan hasrat dari konsep profesional ini, jangan kan kita ngomongin pustakawan, profesi lainnya pun tidak seperti itu ( halah, no body's perfect ).

nyuruput kopi dulu, setelah itu ngomongin soal manajerial informasi. beberapa lembaga butuh, tapi saya rasa konsep manajerial informasi ini sendiri, masih dan harus di sounding ulang oleh para pelaku manajerial informasinya itu sendiri. terkadang masyarakat pun enggak ngeh dengan kehadiran manajerial informasi, tetapi mereka kadang merasakn manfaatnya dari hasil manajerialisasi informasi ini. ( sungguh aneh ). dan point-point selanjutnya..bla..bla..

inti dari obrolan malam ini adalah ketika point-point keistimewaan diatas adalah sebuah pemanfaatan tersendiri untuk diri sendiri yang di kelola sendiri. sehingga terkadang masyarakat luas tidak tahu akan hal-hal tersebut. sesungguhnya yang namanya keistimewaan itu masyarakat luas tahu, seperti halnya hak istimewa buat yogyakarta (duh). selain itu juga, kita ( para manusia yang menamakan pustakawan, ahli informasi, dan apapun macamnya ) terlihat terlalu narsis akan dunia kepustakawan kita, terlalu narsis berlomba menggembor-gemborkan keistimewaan diri kita masing-masing, sehingga LUPA untuk mengembor-gemborkan KEISTIMEWAAN kita tersebut ke masyarakat luas. sehingga segmentasi dan stakholder akan hal tersebut sangatlah terasakan. 



ibarat sebuah cerita :
wine yang sudah berumur ratusan tahun, dan dihargai mahal. tetapi karena saking mahalnya wine tersebut tidak diketahui oleh masyarakat luas, hanya beberapa golongan ningrat dan penikmat wine saja yang mengetahui keberadaan wine tersebut.
 yah, dunia kepustakawan itu sama halnya dengan dunia ningrat, dan perpustakaan itu sendiri adalah wine. sangatlah bertolak-belakang, dan inilah indonesia, seperti itulah nasib kita.
saya tidak bermaksud menjatuhkan mental kita semua, tetapi seharusnya lebih bersemangat akan keberadaan akan hal-hal tersebut, dan kita menjadi berpikir bagaimana mengubah wine tersebut menjadi bajigur yang bisa di nikmati berbagai macam kalangan masyarakat sehingga minuman bajigur lebih dikenal. bajigur dan wine sama-sama menghangatkan tetapi stakeholder yang meminumnya yang berbeda.


presiden soekarno pernah berkata : berikanlah saya 1 orang pemuda maka saya akan mengubah dunia. dan dunia perpustakaan pun butuh pemuda tersebut, berikanlah perpustakaan seorang pustakawan yang berkualitas, maka dia akan mengubah dunia pendidikan kita.

WARNING !!

PLAGIAT ADALAH TINDAKAN YANG BISA MENDAPATKAN SANKSI BACA SENDIRI UU RI No 19 TAHUN 2002 BAB XIII Ketentuan Pidana Pasal 72, APABILA MAU MENGOPI-PASTE TULISAN DISINI GUNAKAN SITASI YANG BAIK DAN BENAR