Kadang kalau mikirin
tentang hidup itu, terlalu absurd. dan tidak jelas. kalau dijelaskan hidup itu
berkaitan dengan waktu, waktu itu adalah sebuah perhitungan matematis, maka
akan terdapat pola-pola yang jelas. tetapi apa? sok apa? hidup ini absurd.
kadang banyak hal diluar logika dan perhitungan matematis yang dapat terjadi.
banyak hal yang sudah direncanakan, dituliskan sebagai mimpi dan harapan kadang
tidak terjadi. karena, sudah lama saya tidak menulis dalam blog ini (loh?) saya
setidaknya akan menuliskan apa yang saya alami sehari-hari kemudian.
Gambar : http://articlejournal.net |
Balik lagi ke topic soal
keabsurdan hidup, begini cerita nya pada sekitar hari sabtu 19 Oktober 2013
adalah moment yang saya tunggu karena pada hari tersebut adalah hari dimana
launching (gaya beut) pengumuman penerimaan tahap ke 2 dari sebuah instansi
pemerintah yang sudah lama saya impikan, karena dari waktu kuliah saya kepengen
dan ngebet banget jadi peneliti. ternyata pada saat pengumuman sudah diumumkan
nama saya tidak tertera.
lalu entah kenapa,
saya mulai kepikiran untuk mencoba melihat email rutin dari jobstreet.com yang
sedari saya mulai kerja di tempat yang sekarang selalu langsung saya hapus dari
mailbox. keisengan tersebut berlanjut dengan saya membaca bahwa ada lowongan
sebagai legal librarian specialist, kemudian dengan gak terlalu banyak mikir
saya apply saja.
beberapa hari
kemudian, munculah pengumuman bahwa saya keterima untuk mengikuti test di salah
satu lembaga pemerintaha kembali, dan ternyata testnya akan dilaksanakan hari
minggu. yang membuat absurd, rata-rata test penerimaan yang saya ikuti di lembaga
pemerintahan ini selalu mendapatkan hari weekend yang dengan otomatis saya
tidak perlu banyak izin ke kantor saya saat ini. beberapa saat kemudian,
telepon saya berdering dan ternyata yang menelepon adalah pihak dari kantor
yang memberikan pengumuman posisi legal librarian specialist, dengan maksud
untuk mengundang saya mengikuti psikotest pada hari Sabtu. kembali lagi absurd,
karena dari dulu setiap ada panggilan kerja selalu di hari kerja, yang secara
otomatis saya mesti izin dari kantor.
itu soal pekerjaan,
selanjutnya kita bicara soal duit, yah duit bahasa lebih halusnya rezeki.
tetapi saya tidak sepakat kalau rezeki itu disamakan dengan duit. back to topik,
pada pertengahan bulan saldo di rekening saya tinggal 100 rebu rupiah, secara
matematis duit 100 rebu rupiah dengan biaya hidup di Jakarta selama 20 hari itu
secara logika itu tidak cukup. secara ajaib, salah satu teman ngopi-ngopi saya setiap
jumat sore menelepon saya dan mengabarkan bahwa doi dapet rezeki dan meminta no
rekening saya. Alhamdulillah, transferan duitnya cukup untuk memenuhi biaya
hidup di Jakarta sampai saya menerima donasi dari kantor di akhir bulan nanti.
Yah, begitulah
segala keabsurdan kehidupan. terkadang saya cuma bisa tersenyum dan seraya
berucap dalam hati. Ya Allah engkau maha segalanya. Nikmat mana lagi yang mesti
kita keluhkan, semua ini kembali lagi pada dirimu sendiri dan pada yang diatas,
Salam Absurd!
Fatmawati, 20
Oktober 2013