Kamis, 06 Januari 2011

Masih berlakukah "Keistimewaan Pustakawan"

Keistimewaan seorang pustakawan antara lain :
  1. Adanya perhatian pemerintah yang memberikan peluang dan kesempatan lebih banyak untuk mengembangkan karir dan peningkatan kinerja para pustakawan dengan dikeluarkan keputusan Menpan No, 33/1998 tentang jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya. 
  2. Profesionalisme pustakawan dalam pelaksanaan kegiatan perpustakaan berdasarkan pada keahlian dan rasa tanggungjawab. Keahlian merupakan dasar dalam menelurkan hasil kerja yang tidak sembarang orang dapat menghasilkannya. 
  3. Pustakawan merupakan seorang manajer informasi 
  4. Mempunyai banyak teman baik dari kalangan mahasiswa, dosen, karyawan, maupun masyarakat luas 
  5. Bisa menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan karena banyak informasi atau bahan pustaka diperpustakaan 
  6. Dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi 
  7. Pustakawan merupakan pekerjaan yang mulia 
  8. Dapat ikut serta dalam pengentasan kebodohan dan mencerdaskan generasi bangsa 
  9. Bisa menanamkan disiplin, sabar dan percaya diri dalam melakukan pekerjaan kepustakawan 
  10. Dapat ikut serta membantu pemerintah dalam menumbuhkan minat dan kemampuan membaca masyarakat 
Oleh Bambang Hermanto

terlintas di benak saya, point-point keistimewaan di atas sangatlah ideal sekali. karena begitu spesialnya sampai-sampai ketika kita membacanya selintas, terbakar kembali semangat untuk berjuang di dunia kepustakaan ini. melihat konsep yang begitu wah, dan sangat fantastis ( karena saya melihat ke atas ), saya kembali coba bercermin dan melihat memBUMI apakah point-point tersebut sangatlah nyata? mungkin di beberapa perpustakaan point-point tersebut nyata dan sangat realistas, tetapi ketika kita menghubungkannya dengan kenyataan UU No.43 tahun 2007, soal aspek-aspek perpustakaan dan kepustakawanan sungguh sangat mengherankan. berbeda dengan apa yang di harapkan selama ini, ngomongin soal keistimewaan ini apakah sama dengan keistimewaan seorang fropesi dokter? memang sangatlah berbeda, tetapi secara esensi kedua-duanya adalah jenis profesi( jadi yah sama ajah ).

obrolan berlanjut ke point profesionalitas-an, profesionalitas mungkin tidak melihat aspek-aspek lain kecuali melihat terhadap standart job desk dan prosedural pengerjaan dari job desk tersebut ( sungguh kaku, dan baku ) tetapi hasrat profesionalitas ini, menurut saya masih bias dalam dunia profesi kepustakawanan itu sendiri. kenapa? masih banyak para pustakawan ( dan yang mengaku pustakawan ) belum menjalankan hasrat dari konsep profesional ini, jangan kan kita ngomongin pustakawan, profesi lainnya pun tidak seperti itu ( halah, no body's perfect ).

nyuruput kopi dulu, setelah itu ngomongin soal manajerial informasi. beberapa lembaga butuh, tapi saya rasa konsep manajerial informasi ini sendiri, masih dan harus di sounding ulang oleh para pelaku manajerial informasinya itu sendiri. terkadang masyarakat pun enggak ngeh dengan kehadiran manajerial informasi, tetapi mereka kadang merasakn manfaatnya dari hasil manajerialisasi informasi ini. ( sungguh aneh ). dan point-point selanjutnya..bla..bla..

inti dari obrolan malam ini adalah ketika point-point keistimewaan diatas adalah sebuah pemanfaatan tersendiri untuk diri sendiri yang di kelola sendiri. sehingga terkadang masyarakat luas tidak tahu akan hal-hal tersebut. sesungguhnya yang namanya keistimewaan itu masyarakat luas tahu, seperti halnya hak istimewa buat yogyakarta (duh). selain itu juga, kita ( para manusia yang menamakan pustakawan, ahli informasi, dan apapun macamnya ) terlihat terlalu narsis akan dunia kepustakawan kita, terlalu narsis berlomba menggembor-gemborkan keistimewaan diri kita masing-masing, sehingga LUPA untuk mengembor-gemborkan KEISTIMEWAAN kita tersebut ke masyarakat luas. sehingga segmentasi dan stakholder akan hal tersebut sangatlah terasakan. 



ibarat sebuah cerita :
wine yang sudah berumur ratusan tahun, dan dihargai mahal. tetapi karena saking mahalnya wine tersebut tidak diketahui oleh masyarakat luas, hanya beberapa golongan ningrat dan penikmat wine saja yang mengetahui keberadaan wine tersebut.
 yah, dunia kepustakawan itu sama halnya dengan dunia ningrat, dan perpustakaan itu sendiri adalah wine. sangatlah bertolak-belakang, dan inilah indonesia, seperti itulah nasib kita.
saya tidak bermaksud menjatuhkan mental kita semua, tetapi seharusnya lebih bersemangat akan keberadaan akan hal-hal tersebut, dan kita menjadi berpikir bagaimana mengubah wine tersebut menjadi bajigur yang bisa di nikmati berbagai macam kalangan masyarakat sehingga minuman bajigur lebih dikenal. bajigur dan wine sama-sama menghangatkan tetapi stakeholder yang meminumnya yang berbeda.


presiden soekarno pernah berkata : berikanlah saya 1 orang pemuda maka saya akan mengubah dunia. dan dunia perpustakaan pun butuh pemuda tersebut, berikanlah perpustakaan seorang pustakawan yang berkualitas, maka dia akan mengubah dunia pendidikan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semoga menjadi sesosok inspirasi dalam hidup anda

WARNING !!

PLAGIAT ADALAH TINDAKAN YANG BISA MENDAPATKAN SANKSI BACA SENDIRI UU RI No 19 TAHUN 2002 BAB XIII Ketentuan Pidana Pasal 72, APABILA MAU MENGOPI-PASTE TULISAN DISINI GUNAKAN SITASI YANG BAIK DAN BENAR