Selasa, 07 Agustus 2012

Kompleksitas Kualifikasi Pustakawan Yang Diinginkan Pasar

Tulisan ini berawal dari sebuah postingan salah satu milist yang menunjukan lowongan kerja, yah benar lowongan kerja di sebuah lembaga pada bagian perpustakaan. Dan yang lebih menarik perhatian saya adalah sub bagian kualifikasinya, Dan secara tidak sadar pada pagi hari saat saya sebelum membaca postingan milist itu, saya pun mendapatkan sebuah email dari salah satu agen database penyebar lowongan kerja yang ada di dunia maya ini, dan sangat terkejut juga membaca kualifikasinya. Nah, dari hal tersebutlah saya merasa ingin mengurainya menjadi sesosok tulisan kritis akan kedua perbedaan yang menurut pandangan dan pemikiran saya sangat mencolok.

1. Sebuah Sekolah Swasta Internasional Di Bilangan Bintaro sana memasang kualifikasi pustakawan :
  • Indonesia citizen
  • Bachelor's degree
  • Fluent in both oral and written English 

2. Sebuah lembaga Administrati Independent di bilangan sudirman sedang mencari kualifikasi pustakawan :
  1.   Pria, pendidikan min.D-3/S-1
  2.   Mampu berbahasa Jepang (lisan dan tulisan) yang dibuktikan dalam wawancara
  3.   Lulusan bidang Ilmu Perpustakaan plus pengetahuan bahasa Jepang lebih diutamakan.
  4.  Mempunyai sertifikat Ujian Kemampuan Berbahasa Jepang (Nihongo Noryoku Shiken) min. Level 3/N4
  5.   Memiliki pengetahuan teknis komputer baik perangkat keras/lunak, khususnya cara kerja dan pemeliharaan database / network.
  6.   Terbiasa melakukan research / penelusuran informasi menggunakan internet
  7.   Berdomisili di Jakarta dan sekitarnya
  8.   Berwawasan luas, aktif, enerjik dan ramah
  9.   Menyukai pekerjaan perpustakaan dan melayani pengunjung perpustakaan

Selain syarat diatas, akan lebih baik jika pelamar memiliki :
- pengetahuan mengenai perkembangan dunia ilmu Perpustakaan
- pemahaman mengenai budaya dan masyarakat negara Jepang
- pernah menjadi anggota perpustakaan Lembaga Administrasi Independent (samaran) Jakarta
Dari dua poin diatas adalah sebuah lowongan pekerjaan untuk posisis yang sama, yaitu Pustakawan, tetapi memiliki kualifikasi atau kompetensi yang berbeda (dan itu sungguh jomplang). Selain itu, postingan di milist memperjelas tentang kualifikasi poin yang kedua dengan membandingkan staff perpustakaan a.k.a kemampuan pustakawan yang sebelumnya, 
iya nih, soalnya ada 1 staff yg habis kontraknya ..udah 3 tahun ga bisa diperpanjangsbg gambaran, staff tsb lulusan S1 JIP-xx, lulus level 3 JLPT (semacam standard TOEFL lah tp utk bhs Jpn), dan pernah kursus teknisi komputer dan juga suka ngulik sendiri software2 perpust..jadi yaa untuk urusan teknis soal perpustakaan dia bisa mengarahkan teman2 lain yg non perpus, utk urusan bhs Jpn ya dia ngerti2 dikit krn bs dibantu teman2 yg S1 Sastra Jepang, untuk soal IT nya aku (yg mulai gaptek ini)  dan staff lain mengandalkan dia...jadi sangat terbantu sekali dalam menjalankan perpustakaan
bandingkan jika harus menerima staff yang ga sesuai kualifikasi, ga ngikuti perkembngn perpus/IT, gatau cara melihara database dsb. ...itu artinya aku kerja dobel, pdhl yg diharapkan dari seorang sarjana/calon staff perpustakaan adalah tenaga yang siap pakai ...(punya banyak bekal ilmu /pengalaman/keahlian dan bisa mengaplikasikan di pekerjaan sehingga turut mengembangkan perpustakaan).
Coba temen-temen sekalian juga bisa melihat makna apa yang disampaikan oleh seorang senior saya di postingan milist dengan memperjelas kualifikasi staff perpustakaan a.k.a pustakawan oleh sebuah lembaga yang ada di poin dua. Disini lah sebenarnya yang menjadi sebuah landasan pertanyaan saya, Sebegitu luaskah kualifikasi dan atau kompetensi yang diharapkan dari seorang pustakawan..?? At Least saya mencoba mereview apa yang sudah saya dapatkan ketika duduk di bangku kuliah, dengan ber-modal-kan kuliah saja biasa-biasa gak neko-neko, gak main sana-sini gak aktif sana-sini dan hanya berkutat dengan diktat-diktat kuliah, and then IPK gw 4.00 (ini menghayal lho). 
Dan sayangnya, dari dua kualifikasi di atas tidak ada yang mencantumkan IPK..?? apakah cuma syarat jadi CPNS saja yang harus dan mesti mencantumkan IPK..??sebegitu tidak berhargakah masalah IPK ini?? ah sudahlah tulisan ini tidak membahas IPK, mari kita kembali lagi soal kompetensi.
Sampai saat ini tidak ada sebuah kompetensi standar bagi para pustakawan untuk berkegiatan, padahal pustakawan ini menurut pendengaran saya sudah menjadi sebuah profesi yah "profesi" karena ada di dalam UU 43 tahun 2007, betul?? mungkin betul, kalo salah coba komentar dan betulkan saya...hehhee
Tetapi, acapkali ketika sudah dinamakan profesi pastilah mempunyai poin-poin standar sebagai acuan tidak hanya skedar lulusan S1 perpustakaan atau bla..bla..bala-bala.. tetapi mempunyai sebuah kualifikasi yang menarik untuk menjadi sebuah landasan bagi perpustakaan itu berkembang, betul?? tetapi sampai saat ini nothing, tidak ada standar itu, sehingga lembaga-lembaga/organ-organ yang memang membutuhkan pustakawan membuat kualifikasi dan kompetensi-nya masing-masing sesuai dengan apa yang diinginkan dari perpustakaan itu sendiri, and menurut saya tanpa ada standard untuk pustakawan, profesi ini cukup dibilang sebagai staf perpustakaan bukan pustakawan, tetapi saya dengan idelannya selalu bilang Saya Pustakawan. toh standar-nya apa untuk dapat dikatakan pustakawan??? untuk menjadi pengacara perlu ada ujian sertifikasi, untuk jadi seorang dokter harus ada ujian komp[etensi, sampai sekarang guru ada ujian kopetensi juga kan?? nah, pustakawan?? yah karena perpustakaan merupakan jantung dari pendidikan jadi nanti kalau uji kompetensi guru sudah selesai makan baru uji kompetensi pustakawan itu diselenggarakan atau malah baru akan dipikirkan...hehehe...
Yah dari tulisan ini hanya memberikan sebuah opini singkat, Hi para mahasiswa akhir pustakawan, eh salah ilmu perpustakaan belajar lah kalian yang rajin jangan hanya berpangku pada diktat-diktat itu karena sesungguhnya nanti ketika kalian bekerja bukan hanya ilmu perpustakaan yang laku di pasar, tetapi dilengkapi dengan ilmu-ilmu lainnya.


Human-Organization-Technology Fit Model : Evaluasi Sistem bukan Evaluasi Teknologi

(Human-Organization-Technology Fit Model, Yusof,etal :2006)


SISTEM DAN MODEL
Gambar diatas adalah sebuah model yang digunakan untuk memaparkan atau mengkaji sebuah proses terjadinya sistem, model tersebut dapat memaparkan dengan jelas aspek-aspek yang terkandung dalam sebuah sistem seutuhnya. Dalam hal ini, konsep sistem yang tersusun dari berbagai macan entitas-entitas yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. That's the point, kenapa tidak bisa dipisahkan satu sama lain? karena apabila salah satu dari sistem itu dihilangkan maka namanya bukan sistem, seperti yang om Wiki bilang 
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasimateri atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
 Mungkin cukup dengan om wiki saja saya menjelaskan perihal sistem sendiri, bagi mungkin yang sedang mencari literaturnya coba cari di beberapa buku pasti tidak jauh beda, mengandung kata Suatu Kesatuan dan ditambahkan dengan kata Dihubungkan Bersama.

Nah, sistem ini bisa dicatutkan atau dihubungkan dengan berbagai macam objeknya. Objeknya itu baik berupa Negara, Keuangan, Pemerintahan, Politik, Informasi Dst. Karena secara tidak sadar semua yang ada di ranah kehidupan kita ini merupakan hasil dari sebuah distorsi sistem lho, seperti yang Anthony Giddens sampaikan dalam teorinya 

Kerancuan kita dalam melihat objek kajian ilmu sosial. Objek utama ilmu sosial bukanlah "peran sosial" seperti dalam fungsionalisme Parsons, Bukan juga seperti kode tersembunyi dalam strukturalisme Levi-Strauss, bukan juga "keunikan situasional" seperti dalam interaksionisme-simbolis Goffman. Bukan keseluruhan, bukan bagian, bukan struktur, dan juga bukan pelaku perseorangan, melainkan titik temu antara keduanya. Itulah praktik sosial yang berulang serta terpola dalam lintas ruang dan waktu.
Seperti hal nya sebuah sistem di pandangan oleh model HOT Fit ini, poin-poin nya dan ujungnya adalah kesesuaian. 

Tapi perlu diingatkan faham itu dapat berlaku kalau kita melepaskan sebuah unsur-unsur matematis dari keutuhan sistem, jadi kita pandang sistem itu berdasarkan kaidah sosial, kaidah-kaidah kemanusiaan. Sehingga nantinya proses-proses, alur-alur yang menjadikannya sesuai itulah yang akan kita lihat dan kita analisis. 

EVALUASI yang KUALITATIF

Pasti banyak yang bertanya, maksudnya apa evaluasi yang kualitatif?? yah evaluasi kualitatif adalah penilaian yang bersifat subjektivitas untuk mendapatkan sebuah nilai utuh yang potensial guna mengembangkan aspek-aspek yang sudah ada, itu menurut saya. Oleh karena saya bukan siapa-siapa, mari kita urutkan pemaknaan evaluasi itu sendiri sehinggan nantinya bisa keluar pendapat saya seperti di atas. Evaluasi sendiri menurut ilmuwan-ilmuwan juga peneliti-peneliti yang berada di ranah sosiologi, psikologis, ilmu-ilmu behavior lebih menekankan pada sebuah proses, perolehan, penggambaran, penyediaan informasi yang berguna untuk menemukan sebuah alternatif keputusan dan dasar penetapan permasalahan yang terjadi itu seperti apa dan dapat menjadikan masalah itu buah potensial sehingga dapat diperbaiki kedepannya.

Seperti halnya pendapat dari Matthews ”Evaluasi adalah  process of delineating, obtaining and providing useful information for judging decision alternatives. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternative keputusan. Dalam evaluasi ada beberapa unsur yang terdapat dalam evaluasi yaitu : adanya sebuah proses (process), perolehan (obtaining), penggambaran (delineating), penyediaan (providing), informasi yang berguna (useful information) dan alternative keputusan (decision alternatives)”

Sedangkan kualitatif itu sendiri menurut om Wiki 
Penelitian kualitatif adalah 
(1) penelitian tentang anu riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan,
(2) analisis dengan pendekatan induktif
(3)Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. (4)Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. 
(5)Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

Mari kita kaitkan sebuah landasan penelitian kualitatif dengan sebuah analisis yang evaluatif, pendekatan kualitatif menghasilkan sebuah data subjekif yang deskriptif (menggambarkan) secara jelas (karena memakai teknik wawancara mendalam ). 

Tapi tolong diingat, metode atau pendekatan ini hanya digunakan pada kajian-kajian ranah sosial jangan sampai salah kaprah yah, pendekatan ini tergantung dari objek yang kalian lihat (jadi apabila objeknya hanya memandang satu bagian yah pendekatan ini sama sekali tidak dapat dipakai!!).
Sekian penjelasan dari saya, semoga bermanfaat.

Senin, 06 Agustus 2012

Suasana Ramadhan : Futuristik Dalam Lagu Ini

Mungkin kebanyakan orang melihat bulan ramadhan itu bulan yang suci, penuh amal, penuh barokah. Tapi dalam lagu ini kita bisa melihat hal-hal aneh yang memang hal aneh itu merupakan sebuah realitas yang jelas dan ada di sekitaran kita. Bullshit, klo memang kita ngomong " ah, engga juga gw g pernah liat tuh" yah mungkin hidup lo ada di sekitaran masjid doank. Dan memang dengan saya tuliskan di Blog, orang-orang yang saya sebutkan munafik itu yang sok-sok an suci jadi bisa tau, ini lho realitas yang ada sekeliling kalian, makanya begaul...hehhee... sebelumnya jangan lupa pasang headset atau lebih baik speaker masjid...hehhe

SELAMAT MENIKMATI



Ada anak bertanya pada bapaknya“pak, puasa gak sih, pak?Batal gara-gara duduk, ah.Kok duduk bisa membatalkan puasa?Duduk di warteg, makan siang, Trus udah gitu ngajak yang punyanya selingkuh.Teteh teteh? bukan bapak-bapak, kumisan lagi.”

Majapahit, saat suasana kantuk sedang bergelayut 

WARNING !!

PLAGIAT ADALAH TINDAKAN YANG BISA MENDAPATKAN SANKSI BACA SENDIRI UU RI No 19 TAHUN 2002 BAB XIII Ketentuan Pidana Pasal 72, APABILA MAU MENGOPI-PASTE TULISAN DISINI GUNAKAN SITASI YANG BAIK DAN BENAR