Tak Kenal Maka Tak Sayang – Knut
Sebuah tempat bernama lindoya, sebelum
membaca novel berlabuh di lindoya ini tak pernah terpikir kalu lindoya
merupakan sebuah pulau dari gugusan pulau-pulau yang berada di daratan
norwegia. Cukup menyenangkan membaca novel-novel berlatar luar negeri, selalu
memberikan kejutan-kejutan yang seperti kerikil, biar kecil tapi menggelitik.
Dimulai dari seorang gadis bernama sam,
gadis asli Indonesia yang berlatar belakang pendidikan teknik mesin yang bekerja
pada sebuah perusahaan di belahan bumi utara. Pekerjaan itu di dapatkan karena
hasil dari rasa sakit di masa lalunya sehingga membuat sam bertekad untuk
meninggalkan Negara asalnya. Rasa sakit itu pula yang mengakibatkan sam sangat
ahli dalam menyortir teman, tapi bukan berarti sam anti social terbukti dengan
karir nya yang terus menanjak. Hal tersebut ditunjukan dengan ketika sam
ditempatkan bekerja di Oslo, kota di belahan utara dunia yang cukup ramai, tapi
sam mencari tempat tinggal di pulau sepi bernama Lindoya. Pola cerita maju
mundur yang digunakan penulis memberikan sebuah kesan ikatan masa lalu dan masa
sekarang yang sangat kental, masa lalu sam yang aslinya bernama Putri Samahita
mulai muncul di seperempat awal novel ini. Tetapi barisan masa lalu tersebut
tidak secara detail penulis gambarkan, hanya sebagai pemanis yang coba penulis
buat sehingga pembaca dapat merangkai imajinasi sam di masa sekarang.
Membaca novel berlatar belakang luar negeri
selalu membuat sebuah pengalaman baru bagi pembacanya, karena pembaca seperti
disuguhi kenyamanan berimajinasi kondisi pelataran, lingkungan serta lukisan
alam suatu negeri. Selain itu, penulis juga menyuguhkan perbauran 2 macam budaya
yang sangat apik dalam novel ini. Budaya barat khas norwegia dan budaya timur
khas Indonesia, sangat berpadu kental dalam novel ini. Sosok sam yang dibuat
dingin dan sosok Rasmus yang hangat, membuat pembaca pasti berpikir, yang mana
yang barat yang mana yang timur.
Di pertengahan novel ini, penulis coba
menunjukan klimaks yang indah yaitu dengan memasukan bumbu-bumbu polemik
keadaan Negara Indonesia pada era sekarang yaitu pertikaian tentang korupsi dan
memberikan citra bahwa tidak semua penegak hukum itu jahat, tetapi masih ada
penegak hukum yang baik seperti ibunda dari Putri Samahita. Diceritakan juga
beberapa kelakuan anggota dewan kita yang gemar pelesiran dan studi banding ke
luar negeri, oknum-oknum itu tetap studi banding hanya saja perjalanan
wisatanya yang lebih diutamakan.
Novel yang sangat menarik untuk novel berlatar
Negara barat, sungguh menyenangkan membacanya pembaca dapat merasakan imajinasi
liar khas Negara norwegia yang hampir berdekatan dengan kutub utara, bagi
pembaca yang haus akan imajinasi liar Negara dingin ini pasti cocok, karena
setelah membaca novel ini saya jadi ingin ke Lindoya, hanya saja saya
berimajinasi Lindoya itu kepualauan seribu yang ada di ujung DKI Jakarta.Yang
paling saya suka adalah bagian pesta Jonsok, karena disitu penulis coba
menceritakan bagaimana mereka berpesta dengan makan udang yang jumlahnya
berbaskom-baskom sungguh nikmat sekali tampaknya.
Salah satu quote yang jadi inspirasi
“Pernikahan kan bukan mainan, dilakukan hanya kalau dirasa sesuai dengan
kondisi (hal 242). Novel yang indah ini ditutup dengan