Kamis, 27 Oktober 2011

Pemikiran Dangkal Tentang Filsafat Ilmu Informasi dan Perpustakaan

              Saracevic dalam Pendit (2003) menyatakan bahwa perdebatan tentang definisi ilmu perpustakaan dan informasi seringkali terpaku pada perdebatan tentang penggunaan istilah-istilah yang terkandung dalam sebuah definisi. Kecenderungan seperti apa yang dikemukakan di atas juga terjadi di Indonesia. Pada hal, sebaiknya perdebatan tidak hanya terfokus kepada istilah tetapi hendaknya dapat menjawab berbagai masalah yang dihadapi oleh ilmu perpustakaan dan informasi berkenaan dengan perubahan yang terjadi.
            Menurut catatan sejarah bahwa Ilmu Perpustakaan jauh lebih tua usianya dibanding dengan ilmu informasi. Ilmu perpustakaan telah dimulai lebih dari 130 tahun yang lalu ketika Columbia University membuka pendidikan pustakawan pada tahun 1876. Ketika itu istilah yang digunakan bervariasi pada masing-masing universitas yang mengelolanya yaitu Librarianship (Kepustakawanan), Library Studies (Studi Perpustakaan) dan Library Science (Ilmu Perpustakaan). Istilah Information Science (Ilmu Informasi) baru muncul sekitar tahun 1959 yang pertama sekali dikemukakan oleh University of Pennsylvania (AS) ketika membuka program studi ilmu informasi (information science). Objek Ilmu Perpustakaan lebih menekankan kepada pengelolaan dokumen, sedangkan ilmu informasi lebih menekankan pada informasi yang terdapat dalam dokumen.
            Filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Pengertian lain dari filsafat adalah teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan.
            1. Epistemologi
            menyangkut dasar-dasar dan batas-batas ilmu pengetahuan. Hal ini mencakup argumen yang kuat untuk menyatakan sesuatu sebagai ilmu pengetahuan atau bukan dan mengemukakan batas-batas yang jelas dari ruang lingkup suatu pengetahuan.
            H. Curtis Wright (1977) berpendapat bahwa informasi merupakan subyek dari ilmu filsafat, mengingat dasar non-materil dan non-fisiknya. Joseph Z. Nitecki (1993) memuji Wright untuk dalil bahwa kepustakawanan berpusat pada pikiran manusia yang direkam dalam dokumen atau media lainnya yang selanjutnya menjadi bahan perpustakaan (library materials) dengan asumsi bahwa filsafat dapat tergantung baik pada urutan, susunan dan bentuk, atau pada substansi dan muatannya (content).
            Dari pendapat di atas dapat disimak bahwa akar ilmu perpustakaan adalah berpusat pada pikiran manusia yang berupa pengetahuan, gagasan, kreasi dan sebagainya yang direkam dalam berbagai media, termasuk yang bersifat tacit maupun non tacit. Media yang merekannya disebut dokumen dan selanjutnya akan menjadi bahan perpustakaan (library material), setelah perpustakaan melakukan kegiatan akuisisi dan diorganisasikan, disimpan dan dilayankan.
            2. Ontologi
menyangkut sifat dari obyek dan subyek yang dikaji dalam bidang ilmu. Dalam bidang ilmu perpustakaan hal yang dikaji terkait dengan :
(a) Perpustakaan sebagai suatu institusi, mencakup organisasi perpustakaan, perkembangannya, peranannya dalam masyarakat, serta sumbangan perpustakaan pada sejarah manusia.
(b) Organisasi koleksi perpustakaan termasuk cara mengolah, menyimpan serta temu kembali sebaik, secepat dan semurah mungkin.
(c)  Pengawetan buku dan bahan pustaka lainnya.
(d) Penyebaran informasi serta jasa perpustakaan lainnya untuk kepentingan umum.
(e) hal-hal lain yang terkait dengan perpustakaan serta jasa perpustakaan (hal ini lah yang menjadi konsen sebuah perkembangan paradigma ilmu perpustakaan hingga sekarang ini.).
            Apakah yang dikaji oleh ilmu Perpustakaan?. Jawaban yang paling gampang dan tepat untuk pertanyaan itu adalah, informasi merupakan kajian mendasar dari ilmu perpustakaan. Perpustakaan sebagai salah satu institusi yang bertugas mengumpulkan, mengolah, mengelola, melayankan dan/atau mendiseminasikan berbagai jenis sumber daya informasi yang mencakup berbagai subyek yang tidak dapat dibatasi dengan bidang dan kajian tertentu. Herold (2001) menyatakan bahwa informasi kelihatannya adalah ubiquitous, diaphanous, a-categorical, discrete, a-dimensional, dan knowing.
  1. 1.      ubiquitous,
       Informasi terdapat dimana-mana, mudah menyebar dengan bantuan teknologi dan adakalanya sulit terjangkau oleh pemikiran manusia.
    2.      diaphanous
        Berhubung dengan keberadaannya, salah satu daya yang terdapat dalam informasi adalah membuat suatu pengaruh, sekalipun informasi adalah sesuatu yang bebas atau yang tidak terikat.
    3.       a-categorical,
         Informasi terbentuk tanpa definisi awal ke dalam struktur dan susunan yang pasti dan tegas urutan-urutan atau pengelompokannya dalam berbagai cara yang istimewa.
    4.      discrete,
        Informasi dapat mengikuti urutan bilangan bulat aritmatika, Kuantitas informasi dapat dihitung secara terpisah, Selain ukuran kuantitas, makna informasi dapat memainkan peran diantara pikiran dan persoalan, baik berupa interaksi antara pikiran-pikiran yang terpisah dan berasosiasi dengan
          media fisik.
    5.       a-dimensional,
         Bentuk informasi ada kalanya dimensional (terukur) maupun a-dimensional (tak terukur). Dimensional (terukur); Misalnya dalam kajian bibliometrika dapat diukur seberapa banyak suatu artikel atau jurnal ilmiah disitir oleh penulis atau peneliti tertentu
    6.      dan knowing.
          Studi informasi telah sejak lama saling berkaitan dengan proses belajar dan ilmu pengetahuan.


         3. Metodologi
Menyangkut bagaimana melakukan penelitian dalam bidang ilmu tersebut, sehingga dapat menjalankan sebuah alur penelitian, pendekatan penelitian juga memunculkan sebuah design penelitian. selain itu juga kerangka pemikiran para peneliti bisa terarahkan, dan menghasilkan sebuah padanan penemuan penelitian untuk mengembangkan ke-ilmu-an ini. metodologi dalam ilmu informasi dan perpustakaan, sepengetahuan saya banyak mengambil dari ilmu-ilmu sosial, humaniora, dan matematis. sehingga semua komponen dalam pendekatan-pendekatan tersebut dapat dipakai, dikarenakan landasan ilmu ini adalah multidisipliner.
      

Sumber : Pendit, Putu Laxma. 2009. Bahan Ajar Studium Generale, Apa Yang Selama Ini Dikaji Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Disampaikan dalam Studium Generale di Hotel horison Bandung Tanggal 25 Juli 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semoga menjadi sesosok inspirasi dalam hidup anda

WARNING !!

PLAGIAT ADALAH TINDAKAN YANG BISA MENDAPATKAN SANKSI BACA SENDIRI UU RI No 19 TAHUN 2002 BAB XIII Ketentuan Pidana Pasal 72, APABILA MAU MENGOPI-PASTE TULISAN DISINI GUNAKAN SITASI YANG BAIK DAN BENAR