Rabu, 05 Januari 2011

Peran ISIPII terhadap perkembangan ilmu perpustakaan

LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu perpustakaan dan informasi tidak lepas dari berbagai peran banyak aspek, salah satu aspek tersebut adalah dari pihak sebuah perkumpulan kealumnian yang sekarang lebih dikenal dengan nama Ikatan Sarjana Ilmu Peprustakaan dan Informasi ( ISIPII ). Perkumpulan ini terbentuk berawal dari sebuah pertemuan pada tanggal 8 Februari 2006, usai penyelenggaraan seminar “Kebebasan Memperoleh Informasi Publik”, kerjasama British Council, WB, Unesco, Universitas Bina Nusantara dan Universitas Kristen Petra, sejumlah pustakawan dan pengajar Jurusan Ilmu Perpustakaan UNAIR berbincang-bincang tentang kegalauan mereka akan ilmu perpustakaan dan informasi yang dinilai tidak banyak berkembang di antara semakin bertambahnya perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan bidang ilmu perpustakaan dan informasi.
Kelanjutan diskusi informal tersebut adalah diselenggarakannya pertemuan para pengelola program studi ilmu perpustakaan dan informasi (UI,UNPAD,USU, UNDIP,UNAIR,UGM,UNHAS,UNP Padang, UIN Sunan Kalijaga dan UIN Syarief Hidayatullah, IPB, Universitas YARSI dan Universitas Wijaya Kusuma) dan pustakawan praktisi pada tanggal 2-4 Maret 2006 di Hotel Grand Kemang Jakarta. Pertemuan tersebut menghasilkan sebuah kesepakatan peserta yang tertuang dalam Deklarasi Kemang. Kesepakatan tersebut  memuat usulan/ gagasan pembentukan organisasi profesi dan keilmuan dengan nama Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) dengan keanggotaan terbatas untuk sarjana ilmu perpustakaan dan informasi.
Maka, atas dasar sebuah kebutuhan dari kegalauan akan perkembangan keilmuan dan kebutuhan akan ternaunginya lulusan-lulusan ilmu perpustakaan. Sehingga kedepannya diharapkan akan memunculkan sebuah naungan, yang dapat memberikan pendapat, kritikan serta saran terhadap perkembangan keilmuan terutama ilmu perpustakaan dan informasi. Selain itu pula, dengan terbentuknya organisasi ini dapat memberikan sebuah perjuangan akan hal kompetensi terhadap sarjana atau lulusan ilmu perpustakaan dan informasi.
Perkembangan Ilmu Perpustakaan di Indonesia.
Indonesia memiliki sebuah konsep perpustakaan ketika semasa kerajaan majapahit, pada saat itu ketika kerajaan majapahit runtuh banyak koleksi yang diselamatkan oleh para bangsawan dan biarawan.  Semasa pendudukan jepang (1942-1945) tindakan pertama balatentara jepang ialah mengamankan koleksi Bataviaasch Genootschap Van Kunsten en Wetnschap perpustakaan yang didirikan belanda, dan koleksi ini kelak menjadi koleksi inti Perpustakaan nasional Republik Indonesia. Sekitar tahun 1778 belanda mendirikan perpustakaan yang dinamakan perpustakaan batavia, yang sekarang dikenal dengan nama perpustakaan nasional Republik Indonesia.
Setelah itu, di bogor didirikan sebuah perpustakaan yang kebanyakan koleksi nya adalah koleksi tentang pertanian dan perkebunan. Nama perpustakaan tersebut adalah Bibiliotheca Bogorinensis. Dan kemudian seiring dengan berkembangnya zaman, semakin banyak pula didirikan perpustakaan dimulai dari perpustakaan balai pustaka sampai dengan perpustakaan yang sekarang banyak dikelola oleh sekolah-sekolah pada umumnya.
Seiring dengan banyaknya didirikan perpustakaan, berkembang juga sebuah ilmu yang berbicara tentang perpustakaan. Dari mulai hal mengelola sampai mendistribusikan koleksi yang dimilikinya. Sekolah perpustakaan pertama kali muncul di Jakarta (sekarang menjadi Jurusan Ilmu Perpustakaan di Universitas Indonesia), lalu di Bandung (sekarang menjadi Jurusan Ilmu Perpustakaan di Universitas Padjadjaran). Kedua sekolah ini pada awalnya didirikan oleh sekelompok orang yang mendapat pendidikan “barat”, sebagaian besarnya bersekolah di Amerika Serikat dan Inggris. Sampai sekarang semakin berkembang pula sekolah-sekolah yang mempelajari ilmu perpustakaan, sehingga terbentuklah sebuah ikatan kealumnian.
Selain di dirikan sekolah – sekolah yang mempelajari ilmu perpustakaan, ilmu perpustakaan itu sendiri berkembang dengan pesatnya. Ketika awal dikenalnya ilmu perpustakaan itu sendiri, ilmu-ilmu yang dipelajari adalah sebuah ilmu perpustakaan yang basicly adalah sebuah konsep perpustakaan manual. Sungguh sangat berbeda dengan zaman sekarang, konsep yang dianut dalam ilmu perpustakaan sekarang adalah sebuah konsep digital ( hi-tech ). Sehingga ilmu perpustakan saat ini mengenal dengan sebuah konsep library 2.0, tetapi sampai saat ini munculah sebuah wacana konsep library 2.0 akan berkembang menjadi library 3.0 . Selain hal tersebut, konsep form bibiliograph yang dulunya berkonsep (AACR) Anglo-American Catalogue Rule menjadi konsep Resource Description and Access ( RDA).
Konsep katalog pun yang asalnya berkonsep katalog kartu ( manual ), kini sudah berbasis IT atau berbasis mysql database. Ilmu perpustakaan adalah sebuah ilmu yang berkembang berdasarkan sebuah kebutuhan, melihat kebutuhan era sekarang yang begitu ingin cepat dan praktis maka seluruh fasilitas pengelolaan maupun penyebaran mengikuti sebuah kebutuhan tersebut.
Peran Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Indonesia (ISIPII) Terhadap Perkembangan Ilmu Perpustakaan Di Indonesia.
            Peran Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) terhadap perkembangan keilmuannya, sangat terlihat jelas bahwa terjadi keterkaitan satu sama lain. Keterkaitan tersebut dengan memperkaya wawasan keilmuan, dengan banyak mengambil materi-materi kegiatan yang melihat ke luar negeri, sebagai tolak ukur keilmuan perpustakaan. Perkembangan kurikulum dan wawasan keilmuan di berbagai sekolak ilmu perpustakaan dan informasi, semakin diperkaya dengan tambahan pengetahuan yang ISIPII berikan.
            ISIPII ini sendiri menjadi sebuah fasilitator yang menjawab segala kebutuhan, bagi para lulusan keilmuan perpustakaan di indonesia. Berkembangnya sebuah perpustakaan yang konvensional ke arah perpustakaan yang berbasis kontemporer ( era digital ), memberikan inspirasi tersendiri untuk para pengurus ISIPII untuk melakukan kegiatan – kegiatanya. Dalam hal ini, tujuan ISIPII selaku wadah penaung bagi para lulusan ilmu perpustakaan pun dapat dilakukan dengan menyalurkan aspek-aspek seperti itu.
            Mengapa peran ISIPII ini sangat berpengaruh pada perkembangan ilmu perpustakaan itu sendiri, karena bagian atau anggota dari ISIPII sendiri adalah para ketua jurusan dari berbagai sekolah/ universitas yang mempunyai prodi ilmu perpustakaan, sehingga melalui mereka secara tidak langsung dapat berpengaruh pada aspek keilmuan, dalam hal ini kurikulum mata kuliah atau pengajaran. Selain itu, para tokoh-tokoh ilmu perpustakaan pun berperan serta dalam organisasi ini, sehingga sungguh sangat terlihat jelas bagaimana peran serta ISIPII dalam memperkaya ranah keilmuan perpustakaan di indonesia.
            Selain melalui masukan terhadap kurikulum, ilmu perpustakaan di sekolah – sekolah yang mengadakan prodi ini. Perkembangannya pun dilakukan melalui memperkaya pengetahuan para lulusan ilmu perpustakaan, dalam hal berkembangnya keilmuan perpustakaan seiring dengan berkembangnya zaman. Peran serta nya adalah melalui kegiatan – kegiatan workshop, seminar, dan pelatihan- pelatihan serta obrolan-obrolan yang menjurus dalam perkembangan ilmu perpustakaan di Indonesia.
            Langkah nyata dalam memberikan sebuah perkembangan terbaru,seperti diadakan seminar dengan tema library 2.0 sebagai basis dari perpustakaan perlu mempunyai sebuah jaringan, untuk menjawab kebutuhan dari para penggunanya dan implikasinya library 2.0 tidak hanya sekedar dengan gamblang di lakukan tetapi perlu adanya sebuah konseptual berbasis keilmuan. Selain hal tersebut juga, kompetensi pustakawan yang masih sampai saat ini belum ditetapkan bagaimana langkah nyata nya, di bahas melalu sebuah kegiatan temu bareng dalam rangka pembahasan dan penggeneralisir pendapat dari berbagai praktisi, akademisi, aktifis, sampai ke tingkat mahasiswa.
            Tapi sangat disayangkan, mungkin karena organisasi ini baru tebentuk ataupun karena adanya sebuah faktor kendala lainnya. Sehingga action yang kurang memberikan dampak, dan terkadang hasil yang kurang mantap dikarenakan pengakuan dari masyarakat yang dilayani oleh para lulusan dari ilmu perpustakaan itu sendiri yang memberikan sebuah respon. Karena terkait dengan image dari keilmuan ini yang mungkin di indonesia masih belum terlalu di aku dan di kenal, hal itu terkait dengan minat baca dari bangsa indonesia itu sendiri yang masih rendah. Faktor resiko tersebut yang mungkin sampai saat ini masih dipikirkan lebih lanjut oleh organisasi ini, sehinggadiharapkan kedepannya dapat dengan lancar memberikan sumbangsih yang begitu besar dan nyata bagi ranah keilmuan peprustakaan di indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semoga menjadi sesosok inspirasi dalam hidup anda

WARNING !!

PLAGIAT ADALAH TINDAKAN YANG BISA MENDAPATKAN SANKSI BACA SENDIRI UU RI No 19 TAHUN 2002 BAB XIII Ketentuan Pidana Pasal 72, APABILA MAU MENGOPI-PASTE TULISAN DISINI GUNAKAN SITASI YANG BAIK DAN BENAR